Atlet angkat besi Bali Widiasih memenangkan medali pertama Indonesia di Tokyo Paralympic Games
Atlet angkat besi Bali Ni Ningah Widyasi meraih medali pertama Indonesia di Paralimpiade Musim Panas 2020 di Tokyo.
Setelah sukses, Widdy berharap dapat memacu medali peraknya di kelas 41kg putri kepada seluruh delegasi Indonesia.
“Untuk teman-teman yang bertanding, semoga medali saya bisa memotivasi kalian untuk terus berjuang. Semoga merah putih melambai sebanyak-banyaknya di Tokyo,” Wedy Dia berkata, mengacu pada bendera Indonesia.
Petenis polio berusia 28 tahun itu mengangkat 98 kilogram, hanya kalah dari atlet China Guo Lingling, yang mencetak rekor dunia baru setelah menekan 108 kilogram. Sementara itu, Clara Sari Fuentes Monasterio dari Venezuela, yang mengangkat 97 kg, meraih perunggu.
Prestasi Wade sepanjang karir atletiknya termasuk medali perunggu di Paralimpiade 2016 di Rio de Janeiro dan perak lainnya di Asian Para Games 2018 Di Jakarta, kelas angkat besi putri adalah 41 kg.
Dua puluh tiga atlet Indonesia berlaga di tujuh cabang olahraga, termasuk atletik, bulu tangkis, dan tenis meja, di Paralimpiade Musim Panas 2020 di Tokyo, menjadikannya delegasi terbesar dalam sejarah Paralimpiade negara itu.
“Saya sangat bangga dan bahagia, dan itu sejalan dengan tujuan pribadi saya, meskipun saya harus mengakui bahwa China sangat kuat,” kata Weedy.
Jika Anda ingin mengetahui tentang Widiasih dan latar belakangnya, termasuk bagaimana dia mengalahkan polio dan berlatih dengan semua yang dia miliki untuk menjadi superstar angkat besi, lihat episode Coconuts TV di iFlix yang menampilkan Paralimpiade:
Berlangganan The Coconuts Podcast untuk berita dan budaya pop terhangat dari Asia Tenggara dan Hong Kong setiap hari Jumat!
“Ninja budaya pop. Penggemar media sosial. Tipikal pemecah masalah. Praktisi kopi. Banyak yang jatuh hati. Penggemar perjalanan.”