MALANG, Indonesia (AFP) – Ribuan orang berunjuk rasa di Indonesia pada Kamis untuk menuntut keadilan dan penyelidikan menyeluruh terhadap orang-orang yang mereka salahkan atas penyerbuan di stadion sepak bola Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang bulan lalu.
Pendukung Arima FC memulai reli doa di Malang, Jawa Timur, di mana mereka menandai peringatan 40 tahun tragedi yang terjadi setelah polisi menembakkan gas air mata ke pertandingan sepak bola lokal dan menyebabkan insiden penghancuran yang fatal ketika para penonton berusaha melarikan diri.
Demonstran dari daerah di luar Kabupaten Malang ikut pawai. Penyelenggara menggambarkan peristiwa yang menyebabkan kematian penonton sepak bola sebagai pelanggaran hak asasi manusia.
“Tangkap dan hukum semua pelaku di balik dan penegak di lapangan dari tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober,” kata penggemar Arima dalam keterangan tertulis, Kamis. Jadikan Tragedi Kanjuruhan sebagai pelanggaran HAM berat dan bukan sekedar pelanggaran HAM biasa.
“Membayar semua kerugian yang diderita oleh korban dan keluarga korban melalui mekanisme ganti rugi dan ganti rugi.”
Para pengunjuk rasa berencana mengunjungi banyak landmark di Malang, termasuk stadion sepak bola Jajiana, Alun-Alun Kota Malang dan Balai Kota Malang.
Walikota Malang Sutyagi, yang seperti kebanyakan orang Indonesia menggunakan satu nama, menemui para peserta dan mengucapkan terima kasih atas aksi damai tersebut. Pejabat pemerintah di Malang mengenakan pakaian hitam selama dua hari untuk memperingati 40 tahun salah satu bencana olahraga paling mematikan di dunia.
Sebuah tim investigasi, yang dibentuk oleh Presiden Indonesia Joko Widodo sebagai tanggapan atas protes nasional atas kematian tersebut, menyimpulkan bulan lalu bahwa gas air mata adalah penyebab utamanya.
Dia mengatakan polisi yang bertugas tidak mengetahui bahwa penggunaan gas air mata dilarang di lapangan sepak bola dan menggunakannya “tanpa pandang bulu” di lapangan, di tribun dan di luar stadion, menyebabkan lebih dari 42.000 penonton berduyun-duyun memasuki stadion berkapasitas 36.000 orang itu. stadion. Untuk pintu keluar, banyak yang sudah ditutup.
Tim pencari fakta, yang terdiri dari pejabat pemerintah, pakar sepak bola dan keamanan serta aktivis, juga menyimpulkan bahwa Persatuan Sepak Bola Nasional (PSSI) telah mengabaikan peraturan keselamatan dan keamanan, dan mendesak ketua dan komite eksekutif untuk mengundurkan diri. .
Petugas polisi menembakkan gas air mata ketika suporter membanjiri stadion setelah Arima FC dikalahkan di kandang untuk pertama kalinya dalam 23 tahun oleh rivalnya, Persibaya Surabaya.
Hanya penggemar Arima yang menghadiri pertandingan tersebut, karena penyelenggara melarang penggemar Persibaya karena sejarah kompetisi sepak bola yang penuh kekerasan di Indonesia.
Polri telah memecat Kapolri di Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Malang serta menskors sembilan perwira lainnya karena melanggar etika profesi.
Pihak berwenang mengatakan mereka membawa tuntutan pidana terhadap enam orang karena kelalaian, termasuk kepala manajemen liga, PT Liga Indonesia Baru, dua pejabat Arema FC dan tiga petugas polisi yang mengizinkan petugas atau memerintahkan penggunaan gas air mata. Mereka ditangkap Polda Jatim dan terancam hukuman lima tahun penjara.
Presiden FIFA Gianni Infantino bertemu dengan Presiden Widodo dan berjanji untuk membantu meningkatkan keamanan stadion.
Hak Cipta © Associated Press. Seluruh hak cipta. Materi ini tidak boleh dipublikasikan, disiarkan, ditulis ulang, atau didistribusikan ulang.
“Ninja budaya pop. Penggemar media sosial. Tipikal pemecah masalah. Praktisi kopi. Banyak yang jatuh hati. Penggemar perjalanan.”