Jakarta (Antara) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi akan menyelenggarakan kompetisi produksi film pendek bertajuk “Layar Indonesiaiana”, dan pendaftaran akan dibuka mulai 6 Maret hingga 1 Mei 2023.
Program ini merupakan wadah untuk mengembangkan bakat-bakat film baru yang mendukung pembaharuan perfilman nasional, menurut Direktur Sinema, Musik, dan Media kementerian, Ahmed Mahendra.
“Ini merupakan bentuk dukungan nyata dari pemerintah untuk menghasilkan film-film yang diakui secara global,” kata Sudirman dalam temu media di VFX Sudirman di sini, Kamis, 2 Maret.
Program ini telah berjalan sejak tahun 2021, dan lebih dari 300 film usulan diajukan setiap tahun hingga hanya 10 film terbaik yang terpilih.
Pertunjukan terbaik mendapatkan fasilitas pembiayaan produksi serta pendampingan dari lembaga nasional dan internasional, seperti Short Course dari New York Film Academy dan Park Sung Ho Programmer dari Busan International Film Festival.
Proses seleksi untuk kompetisi tersebut melibatkan koordinator dari industri film, seperti sutradara Eva Espanciah, penulis skenario Rahbi Mandra, dan produser Reina Damayanti serta Yulia Ivina Parra.
Berita terkait: Restorasi film klasik Indonesia bisa membuka wawasan bagi anak muda
Pendaftaran acara Layar Indonesiaiana dapat diakses melalui link http://ringkas.kemdikbud.go.id/LayarIndonesiana2023.
Setelah pendaftaran, proposal akan dikurasi hingga terpilih 25. Peserta yang mengajukan 25 proposal ini akan mengikuti kursus singkat bersama Akademi Film New York.
Setelah proses ini, akan dipilih 10 film usulan dan peserta yang mengajukan proposal tersebut akan mengikuti workshop film dengan didampingi mentor-mentor terbaik.
Isfansyah, salah satu kurator mengatakan, acara ini tidak hanya terbatas pada sineas di ibu kota tetapi juga terbuka untuk seluruh sineas dari berbagai daerah di Indonesia.
“Kami berharap Layar Indonesiaiana menjadi jalan bagi sineas berbakat untuk muncul ke permukaan dan juga menjadi awal lahirnya karya-karya besar di masa depan,” tegasnya.
Berita terkait: Indonesia dan Malaysia menginginkan kerja sama perfilman yang lebih baik
Berita terkait: Indonesia menghadirkan lebih dari 50 film di Cannes Film Market
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”