Kuala Lumpur: Superstar sepak bola India HS Pranoi memasuki final tunggal putra di Malaysia Masters setelah kebobolan lawannya Christian Adenata dari india pada pertandingan semifinal menyusul cedera lutut yang parah di sini, Sabtu.
Prannui peringkat 9 dunia memimpin 19-17 ketika Adenata kehilangan pijakan saat mendarat setelah melompat kembali dan lutut kirinya terkilir, membuat pengemudi shuttle Indonesia itu menggeliat.
Pemain berusia 21 tahun yang menjuarai Kejuaraan Dunia Junior 2019 itu segera didampingi oleh Prannui dan melatih Adenata yang berusia 21 tahun dari Indonesia, sebelum akhirnya dikeluarkan dari lapangan.
Ini adalah final pertama Brannui musim ini, dan yang kedua sejak finis kedua di Swiss Terbuka tahun lalu.
Namun, peraih medali ganda Olimpiade PV Sindhu tidak mampu mencapai final tunggal putri setelah kalah 14-21, 17-21 dari petenis Indonesia Gregoria Mariska Tunjung.
Itu adalah kekalahan kedua berturut-turut Sindh setelah tujuh kemenangan melawan peringkat 9 dunia Indonesia.
Itu adalah lalu lintas satu arah untuk Branoy, yang sedang dalam perjalanan untuk memulai dengan baik, memimpin 11-1 dalam sekejap mata. Namun usai jeda, justru Aditya yang mengumpulkan poin secara berkelompok, merebut tujuh dari sembilan poin berikutnya.
Lompatan melintasi lapangan membantu Pranoy mendapatkan kembali kepercayaan dirinya, tetapi kesalahan sendiri dan Adinata juga memainkan beberapa pukulan cerdik membuat pemain Indonesia itu unggul 10-14.
Adinata cepat dalam comebacknya dan memainkan beberapa winner lintas lapangan dan body smash. Sebuah pengembalian melintasi garis di lini belakang membuatnya membuat skor menjadi 14-15 sebelum par ulang pada 16-16 ketika Branoy melebar lagi.
Prannui mendominasi pertukaran pendek setelah memimpin 19-17 sebelum pertandingan berakhir tiba-tiba setelah Adenata cedera.
Perjuangan ikatan
Mantan pemenang dua kali di sini, Sindhu tidak dapat memainkan permainan agresifnya karena Tunjung berhasil mempertahankan kendali reli dengan pertahanannya yang solid dan melakukan pukulan keras untuk menyelesaikan poin.
Orang India itu memimpin 3-0 di awal tetapi segera menguap dengan Tunjung menghasilkan beberapa tembakan bagus untuk membalikkan keadaan.
Pemain Indonesia itu mencoba menarik Sindh dari sudut ke sudut untuk memimpin 6-4. Tapi pukulannya melebar dan juga memukul Sindhi dengan reverse chip yang enak untuk menjadikannya 6-6.
Tunjung mencoba mengombinasikan serangannya untuk membuat Sindhu terus menebak-nebak namun pemain India itu bertahan dengan baik untuk mempertahankan bentengnya, maju ke posisi 9-7. Dia memasuki babak kedua dengan skor 11-8 dengan pukulan langsung dan kebangkitan tubuhnya.
Tetapi banyak hal berubah setelah berpindah sisi. Forehand datar Tunjung membantu level par sebelum dia dengan cepat beralih ke 15-12 dengan serangkaian serangan ofensif.
Tendangan langsung lainnya dari Tunjung diikuti oleh winner dari Sindh namun pemain Indonesia itu tetap menjaga momentum dengan beberapa winner yang menyerang. Tunjung mendapat enam poin dalam pertandingan tersebut saat Sindhu mencetak satu lagi pemenang.
Laga kedua dimulai dengan imbang sebelum Tunjung mengalami cedera forehand saat kedudukan 5-5. Tapi itu tidak berpengaruh pada petenis Indonesia itu, yang tetap menjaga segalanya memasuki jeda dengan keunggulan 11-9.
Pelatih Vidhi Chaudhary membuat Sindhu tetap termotivasi tetapi tidak memberi banyak pengaruh pada India karena Tunjung terus mempersulit hidup mereka.
Atlet Indonesia itu terlihat sedikit lelah dan melakukan beberapa kesalahan namun ia tidak membiarkan pertandingan berlalu begitu saja.
Dia dengan cepat meraih enam match point setelah Al Sindh membuat kesalahan lagi. Pemain India itu melakukan tiga penyelamatan dengan dua penyelamatan di lapangan. Namun, Sindh melewatkan tembakan mereka setelah reli sensasional lainnya untuk jatuh ke semifinal.
“Ninja budaya pop. Penggemar media sosial. Tipikal pemecah masalah. Praktisi kopi. Banyak yang jatuh hati. Penggemar perjalanan.”