KUALA LUMPUR (Reuters) – Indonesia berencana untuk meningkatkan campuran wajib biodiesel berbasis minyak sawit menjadi 40 persen dalam beberapa tahun ke depan, tetapi akan mempertahankannya pada 35 persen untuk saat ini, kata menteri energi Indonesia, Senin.
Produsen minyak sawit terbesar di dunia menaikkan campuran wajib dari 30% menjadi 35% pada bulan Februari, namun hal itu tidak diterapkan sepenuhnya di beberapa wilayah.
“Untuk sementara kita tinggal B35, baru B40 kita siapkan. Kalau dirasa (siap) kita mulai,” kata Menteri Energi RI Arifin Tserif kepada Reuters dalam wawancara di sela-sela konferensi Energy Asia, Senin. . .
Arifin mengatakan Indonesia ingin memaksimalkan penggunaan sumber daya lokal dan mengurangi ketergantungan pada minyak mentah, dan pihak berwenang telah menyelesaikan penelitian dan uji jalan untuk B40.
Eddy Abdurrahman, Direktur Utama Badan Keuangan CPO Indonesia yang bertanggung jawab untuk memberikan subsidi biodiesel, mengatakan mandat B35 belum sepenuhnya dilaksanakan karena ada masalah dengan beberapa fasilitas blending yang perlu ditingkatkan.
Departemen sedang bekerja untuk mendorong mandat B35 untuk diterapkan sepenuhnya pada 1 Agustus.
Pejabat Departemen Energi Eddie Wibowo mengatakan konsumsi biodiesel hingga 25 Juni adalah 5,2 juta kiloliter, dari alokasi 13,15 juta kiloliter untuk tahun ini.
Kebijakan biodiesel Indonesia dan kemungkinan munculnya pola cuaca El Niño dapat semakin menekan persediaan minyak goreng yang paling banyak digunakan secara global, mendorong kenaikan harga minyak sawit tahun ini, menurut pejabat industri senior dan analis.
(Laporan) Oleh Emily Chow dan Bernadette Christina di Jakarta; Oleh Bernadette Christina; Diedit oleh Himani Sarkar
Standar kami: Prinsip Kepercayaan Thomson Reuters.
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”