Artikel berikut telah diterjemahkan menggunakan Microsoft Azure Open AI dan Google Translation AI.
JAKARTA, KOMPAS – Di atas kertas, Pema Perkasa Yogagga kalah segalanya dibandingkan finalis Liga Bola Basket Indonesia musim lalu, Pelita Jaya Bakri Jakarta. Namun, berkat pelajaran berharga dari duel terakhir dan dukungan para fans, “kuda hitam” itu siap memberikan kejutan.
Pema (tim unggulan 6) akan menjamu Pilita (3) pada Game 1 Perempatfinal IBL 2023 di GOR Pancasila, Yogyakarta, Jumat malam (30/6/2023). Laga tersebut merupakan format pertandingan terbaik dari tiga pertandingan perdana (Best of Three Matches).
Kondisi psikologis pemain Bima saat ini sangat bagus. Isu tunggakan gaji yang membayangi saat seri Jakarta pekan lalu sudah teratasi. “Pemilik mengambil alih masalah (gaji). Semua masalah non teknis sudah diselesaikan,” kata pelatih Pema Perkasa Evri Mildi.
Baca juga: Lima Bulan Mereka Bermain Tanpa Bayaran…
Namun, tak mudah mengalahkan Pelita Jaya yang dipimpin pelatih Serbia Djorje Jovicic. Mereka kini percaya diri usai mengalahkan juara bertahan Satria Muda Pertamina Jakarta pada laga terakhir musim reguler Sabtu lalu. Pilita terdiri dari beberapa pemain timnas, di antaranya Andakara Prastawa dan Mohamed Arrigi. Di sisi lain, tidak ada satu pun pemain di skuat Pima yang merupakan pemain timnas. Musim lalu, Pilita mencapai final sementara Bima terpuruk di dasar klasemen.
Menariknya, pertemuan kedua tim selalu intens. Pilita menang dua kali, namun hanya dengan selisih tipis, 75-71 (pertemuan pertama) dan 61-54 (pertemuan kedua). Dalam duel terakhir mereka pada pertengahan Juni lalu, Pima masih unggul 10 poin memasuki kuarter keempat.
Menurut Meldy, timnya banyak belajar dari kesalahan pertemuan kedua. Mereka tak menyangka barisan kiper lawan yang terkenal dengan tembakan tajamnya. Pilita pun melaju dengan mencetak 17 poin berturut-turut.
“Anak-anak harus lebih fokus sampai akhir. Kekuatan mental akan sangat penting, apalagi kami memiliki kesempatan untuk bermain di kandang dulu. Setelah itu, kami harus bermain tandang dua kali,” kata Meldy tentang perlunya menang. permainan pertama. . “
Baca Juga: Memotivasi Industri dan Prestasi Bola Basket Indonesia Melalui IBL dan Piala Dunia
Center Pema, Argos Sanyudi, menilai timnya harus tampil “lebih bengis” di kuarter terakhir. Mereka selalu kalah besar di menit-menit terakhir melawan tim-tim besar, seperti Pilita dan Satria Muda. “Ini selalu terjadi. Kita harus memperbaikinya.”
Tidak cukup bagi Pima untuk mengandalkan Cameron Coleman, penyerang asing yang rata-rata mencetak 17,8 poin dan 8,2 rebound selama musim reguler. Mereka juga membutuhkan pemain lokal terbaik seperti Ikram Fadil, Nyuk Tri Saputra, dan Andre Adriano. Bermain dengan tempo yang sangat tinggi juga merupakan keharusan.
Dukungan publik dari Yogyakarta juga bisa menjadi faktor pembeda. Dijuluki “Kota Pelajar”, kawasan ini merupakan salah satu basis penggemar basket terbesar di Indonesia. Terbukti pada seri Yogyakarta Mei lalu, ribuan suporter selalu memadati GOR antar Raga setiap kali Bima tampil.
Pima Perkasa seharusnya tampil lebih “kasar” di kuarter keempat. Mereka selalu kalah besar di menit-menit terakhir melawan tim-tim besar, seperti Pilita dan Satria Muda.
Pelita akan jauh lebih berbahaya dari duel terakhir dengan Bima. Setelah absen karena pemulihan cedera, kapten tim, Prastawa (30), kini dalam performa terbaiknya. Penjaga adalah rata-rata skor tertinggi tim (15,7) dan assist (4,3).
“Tentu saja tidak ada yang mudah di babak playoff. Musim ini persaingannya sangat ketat, apalagi mereka menyulitkan kami di pertemuan terakhir. Tim mereka kuat, terutama pemain asing. Positifnya Prastawa adalah siap tampil di babak playoff,” kata Jovićić.
Sebanyak lima pemain Patriot Indonesia atau pemain timnas yunior akan kembali memperkuat klubnya untuk babak kualifikasi. Mereka adalah Daniel Salamina (Pima Perkasa), Gedi Elgi (Bali United), Julian Chalias (Satria Muda), Karl Patrick dan Ida Bagus Ananta (RANS PIK).
RANS vs DEWA
Di hari yang sama, RANS (unggulan ke-5) akan berhadapan dengan Dewa United (unggulan ke-4) pada pertandingan pertama di Surakarta. Kedua tim akan memainkan semua pertandingan di sana. Keduanya memilih Sritex Arena sebagai tempat pertandingan mereka selama kualifikasi.
Menurut pelatih RANS Bambang Asdianto Pribadi, jadwal pertandingan kurang menguntungkan bagi tim peringkat tiga hingga enam. Mereka seharusnya tampil di tengah pekan, tepat di bawah sepekan setelah pertandingan terakhir seri Jakarta.
“Jadi persiapan kita hanya lima hari. Tentu saja persiapan harus benar-benar fokus pada masalah yang perlu diperbaiki. Kita semua tahu keunggulan Dewata. Kiprah mereka luar biasa setelah berganti pelatih. Saya sendiri hanya ingin fokus di tim saya dan semoga kami bisa meningkat dalam segala hal.” pertandingan “.
Format kandang akan dimainkan lagi musim ini, setelah absen sejak 2019. Tim dengan peringkat lebih tinggi akan bermain satu kali terlebih dahulu, kemudian bermain dua kali di kandang jika seri berlanjut menjadi tiga pertandingan.
“Ninja budaya pop. Penggemar media sosial. Tipikal pemecah masalah. Praktisi kopi. Banyak yang jatuh hati. Penggemar perjalanan.”