Perusahaan Korea Selatan POSCO International sedang mempersiapkan untuk mendapatkan hak multi-miliar dolar untuk mengeksplorasi dan memproduksi gas alam di Indonesia, proyek pengembangan gas keempat setelah di Myanmar, Malaysia dan Australia.
POSCO mengatakan pada hari Selasa telah menandatangani Nota Kesepahaman (MOU) dengan pemerintah Indonesia dan perusahaan minyak negara PT Pertamina Hulu Energi (PHE) di Tangerang, Jawa untuk mengembangkan blok gas Bunga di lepas pulau Jawa Timur dan berbagi hasil produksinya.
Luas blok gas tersebut adalah 8.500 meter persegi, sekitar 14 kali luas Seoul, dengan kedalaman 50 meter dari laut dangkal hingga laut terdalam 500 meter.
Cadangan gas alam di wilayah Bunga diperkirakan mencapai 1,3 miliar barel gas alam senilai beberapa miliar dolar.
Pada acara penandatanganan tersebut, hadir CEO dan Vice Chairman POSCO International Jeong Tak dan CEO Pertamina Hulu Energi Wiko Migantoro.
Berdasarkan MoU tersebut, POSCO akan mengeksplorasi blok gas tersebut selama enam tahun. Jika berhasil mengekstraksi gas dari lapangan, maka diperbolehkan memproduksi gas alam di sana selama 30 tahun.
POSCO melihat peluang yang signifikan untuk mengekstraksi minyak dan gas dari blok gas karena kesamaan geologisnya dengan lapangan minyak Pagerungan di dekat blok Bunga. Pagerungan telah menghasilkan gas alam dalam jumlah besar.
Konsorsium 50:50 antara POSCO dan PHE akan membagi produksi dari blok lepas pantai tersebut dengan pemerintah Indonesia dengan rasio 40:60 untuk minyak dan 45:55 untuk gas.
Seperempat dari produksinya harus digunakan di Indonesia.
Setelah berita tersebut, harga saham POSCO International naik 12,7% menjadi ditutup pada 74.400 won ($58), melampaui rekor tertinggi 76.700 won yang disentuh selama perdagangan. Persediaan hampir tiga kali lipat dari tahun ke tahun.
Pengumuman tersebut muncul sehari setelah POSCO International melaporkan laba kuartalan terkuatnya sebesar 357,2 miliar won pada periode April-Juni.
Konsorsium POSCO-PHE telah melakukan studi kelayakan di blok Bunga mulai 2021. Mereka menemukan lapisan batuan yang diperkirakan mengandung cadangan minyak dan gas.
Mereka akan menilai potensi blok tersebut melalui investigasi seismik 3D, sebelum membuat keputusan pada tahun 2027 apakah akan mengebor blok tersebut atau tidak.
Selain Indonesia, POSCO mengoperasikan ladang gas di Myanmar, Malaysia dan Australia untuk memproduksi gas alam.
Tahun lalu, ia mengakuisisi pengembang ladang minyak darat Australia, Senex Energy.
Termasuk proyek eksplorasi gas Bunga, POSCO akan menghabiskan total 1,3 triliun won ($1 miliar) untuk proyek eksplorasi minyak dan gas lepas pantai pada tahun 2025.
Bosco berharap usaha baru Indonesia ini akan meniru keberhasilan pengembangan ladang minyaknya di Myanmar, lepas pantai negara bagian Rakhine. Proyek gas alam Shwe di Myanmar menyumbang 30% dari laba operasinya pada kuartal kedua tahun ini.
Gas alam yang diproduksi di luar negeri akan digunakan untuk memasok LNG ke POSCO, sebuah perusahaan yang menyediakan LNG untuk pengoperasian kapal, menggantikan bahan bakar fosil yang mencemari, serta untuk menggerakkan pembangkit listrik LNG yang kompleks.
POSCO International berencana menginvestasikan 1,6 triliun won untuk membangun fasilitas infrastruktur LNG dan 700 miliar won lainnya untuk pabrik kompleks LNG.
Selain itu, POSCO dan PHE telah menandatangani Nota Kesepahaman terpisah untuk berkolaborasi dalam bisnis penangkapan dan penyimpanan karbon, serta menjajaki peluang komersial untuk hidrogen biru dan amonia. POSCO bertujuan untuk memproduksi 1,26 juta ton hidrogen pada tahun 2035.
menulis ke Hyung Kyu Kim di [email protected]
Yeonhee Kim mengedit artikel ini
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”