Empat warga Australia dan dua warga Indonesia telah diselamatkan setelah mereka hilang di perairan Indonesia selama dua hari
JAKARTA, Indonesia (AFP) – Empat wisatawan Australia dan dua warga Indonesia telah diselamatkan setelah diselamatkan dari… Hilang selama dua hari Di perairan lepas pantai Provinsi Aceh, kata pejabat dan ayah seorang warga Australia, Selasa.
Peter Foot, ayah dari Elliot Foot, yang melakukan perjalanan ke Indonesia untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-30 bersama teman-temannya, mengatakan dia menerima pesan teks dari putranya yang mengatakan bahwa dia baik-baik saja.
Dia berkata, “Hei, Ayah, Elliot ada di sini.” Saya hidup. Aman sekarang. Aku mencintaimu. Peter Foot mengatakan pada konferensi pers di Sydney pada hari Selasa. “Dia hebat, itu kabar baik. Saya harus berbicara dengannya dan saya ingin melihat foto dan melihat seperti apa dia. Semuanya baik-baik saja.”
Sebuah speedboat kayu yang membawa empat warga Australia dan tiga awak Indonesia dilanda cuaca buruk pada hari Minggu. Rincian bagaimana mereka berakhir di laut masih belum jelas.
Kepala SAR setempat mengatakan satu awak kapal Indonesia masih hilang.
Peter Foote diberi tahu bahwa putranya telah mengayuh papan selancarnya ke sebuah pulau untuk membunyikan alarm, dan tiga orang Australia lainnya ditemukan menempel di papan selancar mereka di laut. Tidak jelas bagaimana kedua orang Indonesia itu selamat.
Keenam orang yang diselamatkan dibawa ke Pulau Penang untuk menerima bantuan medis.
Elliott Foote, partner Steve Weiss, dan teman-teman Will Teagle dan Jordan Short bersama ketiga WNI tersebut berada di atas kapal di perairan sekitar Pulau Sarang Alo dan Banyak. Mereka adalah bagian dari kelompok yang terdiri dari 12 orang Australia dan lima orang Indonesia dalam dua kapal yang melakukan perjalanan ke Pulau Penang, tujuan yang terkenal dengan pantainya yang masih asli dan ombaknya yang bagus untuk berselancar.
Kapal-kapal tersebut meninggalkan Pulau Nias, yang berjarak sekitar 150 kilometer (93 mil) dari Pulau Sumatera, Indonesia, pada Minggu sore dan mengalami cuaca buruk dengan hujan yang sangat deras selama perjalanan.
Sepuluh di antaranya memutuskan untuk tinggal dan berlindung di Pulau Sarang Alo, sedangkan yang lainnya melanjutkan perjalanan. Pihak resor di Pulau Penang kemudian melaporkan ke agensi bahwa kapal dengan 10 penumpang tiba dengan selamat pada Minggu malam, tetapi kapal yang berangkat lebih awal tidak terlihat.
Peter Foot mengatakan dia mengharapkan putranya dan teman-temannya menghabiskan delapan hari terakhir liburan mereka untuk berselancar.
Indonesia adalah negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, dan feri serta perahu adalah bentuk transportasi yang populer. Dengan standar keselamatan yang lemah dan masalah kepadatan, kecelakaan sering terjadi.
Pada bulan Juli, sebuah kapal penumpang yang kelebihan muatan terbalik di Pulau Sulawesi, Indonesia. 15 orang tewas.
Pada tahun 2018, sebuah kapal feri yang penuh sesak dengan sekitar 200 orang di dalamnya tenggelam di sebuah danau di provinsi Sumatera Utara, menewaskan 167 orang. Dalam salah satu bencana terburuk yang tercatat di negara itu, sebuah kapal penumpang yang penuh sesak tenggelam pada Februari 1999 dengan 332 orang di dalamnya. Hanya 20 orang yang selamat.
___
Wartawan Associated Press Rod McGuirk menulis dari Canberra, Australia.
“Ninja budaya pop. Penggemar media sosial. Tipikal pemecah masalah. Praktisi kopi. Banyak yang jatuh hati. Penggemar perjalanan.”