Oleh Ananda Theresia dan Gayatri Suryo
JAKARTA (Reuters) – Mantan Gubernur Jakarta Anis Baswedan pada hari Sabtu mengumumkan pemimpin partai Islam terbesar di Indonesia sebagai pasangannya dalam pemilihan presiden 2024, sebuah langkah yang bertujuan untuk meningkatkan popularitasnya di negara mayoritas Muslim tersebut.
Jajak pendapat memperkirakan persaingan ketat antara Gubernur Jawa Tengah Kanjar Pranovo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, yang mendapat dukungan dari Presiden petahana Joko Widodo.
Namun, Anis tetap tinggal. Wakil presiden pilihannya, Muhaimin Iskandar, memimpin Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang memiliki hubungan kuat dengan Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia dengan 40 juta anggota.
Prabowo dan Kanchar belum menyebutkan nama calon wakil presiden mereka. Kandidat diharapkan mendaftar secara resmi pada bulan Oktober dan November.
“Begitu PKB bergabung, saya rasa koalisi ini akan lebih cepat, lebih besar, dan lebih stabil,” kata Anies pada rapat umum yang disiarkan dari kota Surabaya di Jawa Timur.
Mencalonkan diri melawan Muhaimin akan memperluas daya tarik Anis di mata pemilih, karena PKB dan NU dipandang sebagai pendukung Islam moderat, kata analis politik Dijayati Hanan, seraya menambahkan bahwa Anis memerlukan “terobosan” karena basis pemilihnya sebagian besar konservatif.
Namun, mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan partainya menarik diri dari koalisi Anis pada hari Jumat, menuduhnya mengingkari janji untuk memilih putra Yudhoyono sebagai pasangannya, dan mengatakan bahwa memilih Muhaimin akan merugikan peluang Anis.
“Jika Anda tidak bisa mempercayai diri sendiri sekarang, jika Anda tidak bisa menepati janji, apa yang akan Anda lakukan ketika Anda memiliki kekuatan besar?” Kata mantan presiden.
Keputusan tersebut juga dapat mempengaruhi kampanye Menteri Pertahanan Prabowo. Muhaimin sebelumnya berjanji untuk mendukung mantan jenderal Kopassus yang kontroversial itu pada tahun 2024.
Sufmi Tasco Ahmad, anggota senior Partai Kerindra yang mengusung Prabowo, mengatakan pengumuman itu “secara otomatis mengakhiri kerja sama politik antara Kerindra dan PKP”, namun mengatakan partainya menghormati keputusan Muhaimin.
(Laporan Ananda Theresia; Penulisan Gayatri Suryo; Editing oleh Miral Fahmi)
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”