JAKARTA, Indonesia – Tim SAR Indonesia pada Senin mencari tujuh orang, termasuk empat turis Australia, yang dilaporkan hilang di perairan Aceh setelah cuaca buruk.

Rombongan menaiki speedboat kayu di perairan sekitar Sarang Alu dan Pulau Banyak di wilayah Singkil, Aceh. Mereka merupakan bagian dari rombongan 12 warga negara Australia dan lima warga Indonesia yang melakukan perjalanan ke Pulau Penang dengan menggunakan dua kapal.

Kawasan ini dikenal sebagai destinasi wisata dengan pasir pantainya yang putih dan ombaknya yang bagus untuk berselancar.

Kapal-kapal tersebut meninggalkan pelabuhan Nias Utara di Pulau Nias, yang terletak sekitar 150 kilometer (93 mil) dari pulau Sumatra di Indonesia, pada Minggu sore dan mengalami cuaca buruk disertai hujan lebat selama perjalanan.

Sepuluh orang di antara mereka memutuskan untuk tinggal dan berlindung di Pulau Sarang Alo, sementara yang lain melanjutkan perjalanan, demikian keterangan tertulis Badan Pencarian dan Pertolongan Nias, Senin.

Pihak resor di Pulau Penang kemudian menginformasikan kepada badan tersebut bahwa perahu yang membawa 10 penumpang telah tiba dengan selamat, namun perahu yang berangkat lebih awal belum terlihat.

Tim penyelamat mengirimkan setidaknya dua perahu penyelamat dan satu perahu medis ke area pencarian.

Indonesia adalah negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, dan feri serta perahu adalah sarana transportasi yang populer. Dengan lemahnya standar keselamatan dan masalah kepadatan penduduk, kecelakaan sering terjadi.

Pada bulan Juli, sebuah kapal penumpang yang penuh sesak terbalik di pulau Sulawesi, Indonesia, menewaskan 15 orang.

Pada tahun 2018, sebuah kapal feri penuh sesak yang membawa sekitar 200 orang tenggelam di sebuah danau di provinsi Sumatera Utara, menewaskan 167 orang. Dalam salah satu bencana terburuk yang pernah tercatat di negara ini, sebuah kapal penumpang yang penuh sesak tenggelam pada bulan Februari 1999 dengan 332 orang di dalamnya. Hanya 20 orang yang selamat.