Indonesia akan meluncurkan kereta api berkecepatan tinggi pertama di Asia Tenggara, dengan pendanaan besar dari Tiongkok
JAKARTA, Indonesia (AP) — Indonesia meluncurkan jalur kereta api berkecepatan tinggi pertama di Asia Tenggara, sebuah proyek besar di bawah inisiatif infrastruktur Belt and Road Tiongkok yang akan memangkas waktu perjalanan antara ibu kota dan kota besar lainnya dari tiga jam saat ini menjadi sekitar 40 menit. .
Proyek ini mengalami penundaan dan peningkatan biaya, dan beberapa pengamat mempertanyakan kelayakan komersialnya Presiden Joko Widodo Mereka telah memperjuangkannya dan akan membuka jalur kereta api sepanjang 142,3 kilometer (88,4 mil) dengan dimulainya operasi komersial pada hari Senin.
Kereta peluru buatan Tiongkok, yang diberi nama “Whoosh”, akan menghubungkan Jakarta dengan Bandung, ibu kota provinsi Jawa Barat yang berpenduduk padat. Widodo, bersama para pejabat tinggi lainnya, diperkirakan akan menaiki kereta Wash dari pemberhentian pertama, Halim KCBJ di Jakarta Timur, ke Stasiun Tigalwar di Bandung, stasiun terakhir dari empat stasiun di jalur tersebut.
Proyek senilai $7,3 miliar, yang sebagian besar dibiayai oleh Tiongkok, dibangun oleh PT Kereta Cepat Indonesia-Tiongkok, yang dikenal sebagai PT KCIC, sebuah perusahaan patungan antara konsorsium empat badan usaha milik negara Indonesia dan China Railway International Co., Ltd. Kereta ini akan menjadi yang tercepat di Asia Tenggara, mencapai kecepatan hingga 350 kilometer per jam (217 mph).
Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, mengatakan perusahaan kereta api Tiongkok telah setuju untuk mentransfer teknologinya ke Indonesia sehingga kereta api berkecepatan tinggi di negara tersebut dapat diproduksi secara lokal di masa depan.
Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang Saya melakukan uji coba Awal bulan lalu saat berkunjung ke Jakarta selama tiga hari melakukan pembicaraan dengan para pemimpin Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara dan negara-negara lain.
Lee naik kereta api dari stasiun KCBJ Halim ke stasiun berikutnya, di kota Karawang, Jawa Barat, perjalanan sejauh 40 kilometer yang memakan waktu sekitar 11 menit. Kemudian dia kembali dengan kereta yang sama.
Widodo melakukan uji terbang selama 25 menit Di kereta seminggu kemudian dia mengatakan kepada wartawan bahwa dia merasa nyaman duduk atau berjalan di dalam kereta peluru bahkan pada kecepatan tertinggi. Ia mendesak masyarakat untuk beralih dari mobil ke transportasi massal untuk mengurangi kemacetan dan polusi, dan menambahkan bahwa kemacetan di Jakarta dan Bandung diperkirakan merugikan perekonomian lebih dari $6,5 miliar setiap tahunnya.
PT KCIC juga melakukan uji coba publik gratis selama dua minggu sebelum peresmian.
Indonesia Peletakan batu pertama proyek tersebut pada tahun 2016. Jalur ini awalnya diharapkan mulai beroperasi pada tahun 2019, namun ditunda karena sengketa kepemilikan lahan, masalah lingkungan hidup, dan pandemi COVID-19. Proyek ini direncanakan menelan biaya 66,7 triliun rupiah ($4,3 miliar), namun jumlahnya membengkak menjadi 113 triliun rupiah ($7,3 miliar).
Kereta api tersebut telah dimodifikasi agar sesuai dengan iklim tropis Indonesia dan dilengkapi dengan sistem keselamatan yang mampu merespons gempa bumi, banjir, dan kondisi darurat lainnya. Kereta sepanjang 209 meter (685 kaki) ini mampu menampung 601 penumpang.
Harga tiket belum final pada hari Sabtu, namun PT KCIC memperkirakan tarif sekali jalan per penumpang akan berkisar dari 250.000 rupee ($16) untuk kelas dua hingga 350.000 rupee ($22,60) untuk kursi VIP.
Wisatawan yang menuju ke pusat kota Bandung perlu naik kereta cabang dari Stasiun Badalarang, yang akan menambah waktu 20 menit dengan biaya sekitar 50.000 rupiah ($3,20).
Kesepakatan kereta api ditandatangani pada bulan Oktober 2015 setelah Indonesia memilih Tiongkok daripada Jepang dalam penawaran yang sengit. Proyek ini dibiayai dengan pinjaman dari China Development Bank sebesar 75% dari biaya. Sisanya 25% berasal dari dana konsorsium sendiri.
Proyek ini merupakan bagian dari rencana jalur kereta berkecepatan tinggi sepanjang 750 kilometer (466 mil) yang akan melewati empat provinsi di pulau Jawa dan berakhir di Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia.
“Saya sangat senang dan bersemangat akhirnya bisa menaiki kereta peluru di Indonesia,” kata Cristianto Nusatya, warga Jakarta yang mengikuti uji publik pekan lalu. “Tetapi saya lebih memilih memilih kereta api atau mobil, karena jarak Jakarta Bandung sangat pendek dan tidak layak dicapai dengan kereta kecepatan tinggi.”
Didi Hirlambang, Direktur Eksekutif Lembaga Studi Transportasi Swadaya Masyarakat yang berbasis di Jakarta, mengatakan masyarakat tidak terlalu membutuhkan kereta api berkecepatan tinggi rute Jakarta-Bandung karena sudah banyak cara lain untuk melakukan perjalanan antara kedua kota tersebut. .
Ia mengatakan kereta peluru akan memberikan dampak ekonomi yang signifikan jika menghubungkan Jakarta dan Surabaya. Namun dia pesimistis proyek kereta api itu akan menghasilkan keuntungan dalam waktu kurang dari 30 tahun beroperasi.
“Kereta cepat tidak bisa menggantikan alat transportasi lama yang sudah ada sebelumnya. Masyarakat tentunya lebih memilih menggunakan alat transportasi yang jauh lebih murah untuk perjalanan jarak dekat,” kata Herlambang.
“Ninja budaya pop. Penggemar media sosial. Tipikal pemecah masalah. Praktisi kopi. Banyak yang jatuh hati. Penggemar perjalanan.”