- TikTok Indonesia menyatakan akan berhenti memfasilitasi pembelian e-commerce mulai Kamis pukul 17.00 waktu setempat.
- Hal ini terjadi setelah Indonesia memberikan batas waktu satu minggu bagi TikTok untuk menjadi aplikasi independen.
- “Prioritas kami adalah tetap mematuhi hukum dan peraturan setempat,” kata TikTok dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu.
Seorang pedagang menjual perhiasan kristal melalui live streaming di TikTok.
kvoto | Penerbitan Masa Depan | Gambar Getty
TikTok Indonesia mengatakan akan mengakhiri transaksi di pasar e-commerce pada hari Kamis, untuk mematuhi peraturan lokal yang baru.
Pengumuman ini muncul setelah Kementerian Perdagangan RI pada pekan lalu menetapkan A Batas waktunya adalah satu minggu Agar TikTok menjadi aplikasi mandiri, tanpa fitur e-niaga apa pun, atau berisiko ditutup.
“Prioritas kami adalah tetap mematuhi hukum dan peraturan setempat,” kata TikTok dalam sebuah pernyataan. penyataan Selasa.
“Oleh karena itu, kami tidak lagi memfasilitasi transaksi e-commerce di TikTok Shop Indonesia pada pukul 17:00 GMT+7, 4 Oktober, dan akan terus bekerja sama dengan otoritas terkait di masa mendatang,” katanya.
Langkah ini dilakukan setelah Presiden Jokowi Widodo baru-baru ini menyerukan peraturan media sosial. Dia mengatakan masuknya platform tersebut berkontribusi terhadap penurunan penjualan perusahaan lokal dengan membanjiri pasar dengan impor asing.
Pekan lalu, pemerintah Indonesia melarang transaksi e-commerce di platform media sosial seperti TikTok dan Facebook.
Peraturan baru ini dapat memberikan pukulan besar terhadap ambisi TikTok di Asia Tenggara. CEO Xu Ziqiu sebelumnya mengatakan bahwa aplikasi tersebut akan menginvestasikan miliaran dolar di kawasan ini untuk mendiversifikasi bisnisnya secara global seiring dengan meningkatnya tekanan dari AS.
Indonesia adalah pasar TikTok terbesar di Asia Tenggara dan terbesar kedua secara global dengan 125 juta pengguna setelah Amerika Serikat, menurut perusahaan tersebut.
TikTok “beroperasi sebagai aplikasi mandiri mungkin masih menjadi sebuah tantangan,” Sachin Mittal, kepala penelitian komunikasi, media dan teknologi di DBS Bank, mengatakan sebelumnya.
Dia menjelaskan bahwa masuk ke aplikasi terpisah dapat mengakibatkan tingkat putus sekolah yang parah karena sebagian besar pembelian di TikTok merupakan pembelian impulsif.
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”