Mengunjungi gunung berapi adalah bisnis besar di Indonesia namun keselamatan menjadi sorotan setelah beberapa letusan termasuk gunung berapi Marapi.
Namun memprediksi letusan gunung berapi bukanlah ilmu pasti, seperti yang telah dijelaskan dengan jelas oleh Gunung Marapi.
Bapak Hendra Gunawan, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, melaporkan Associated Press, mencatat, letusan besar yang terjadi pada Minggu (3 Desember) tidak didahului dengan peningkatan gempa vulkanik yang signifikan.
Gempa bumi vulkanik merupakan indikator bahwa letusan mungkin akan segera terjadi.
Letusan Gunung Marapi selalu terjadi secara tiba-tiba dan sulit dideteksi dengan peralatan karena sumbernya dekat dengan permukaan, kata Gunawan.
Mengunjungi gunung berapi: Tindakan pencegahan apa yang harus dilakukan?
Para analis dan pejabat mengatakan bahwa karena adanya tantangan dalam memprediksi letusan gunung berapi, penting bagi masyarakat untuk mendengarkan saran dari pihak berwenang.
“Gunung berapi aktif sewaktu-waktu bisa meletus, bila ada anjuran untuk tidak mendekati zona aman, sebisa mungkin patuhi,” kata Ibu Purnamasari dari PVMBG.
Bapak Sapta Nirwandar, ketua Forum Pariwisata Indonesia nirlaba, mengatakan wisatawan harus memastikan untuk menggunakan layanan agen perjalanan atau pemandu wisata resmi.
Ia menambahkan, penting untuk memperoleh informasi mengenai cuaca terkini dan kondisi medan sebelum berangkat.
“Jangan gegabah karena menyangkut nyawa. Semua informasi kini bisa diverifikasi secara online,” kata Pak Sapta kepada CNA.
“Jika risikonya tinggi, carilah gunung lain untuk dikunjungi; Masih banyak gunung berapi yang tidak aktif di Indonesia.”
Pelaporan tambahan oleh Denny Armandano
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”