Peneliti Indonesia melaporkan pada hari Rabu bahwa penyelam menyita perekam suara kokpit (CVR) dari penerbangan Sriwija SJ182 yang jatuh di Laut Jawa dekat Indonesia pada 9 Januari, tak lama setelah lepas landas. Kecelakaan itu menewaskan 62 penumpang.
Di CVR, Anda bisa mendengar apa yang dikatakan pilot di kokpit. Berdasarkan rekaman tersebut, peneliti berharap dapat mengetahui lebih jauh tentang penyebab kecelakaan tersebut.
Casing logam CVR ditemukan beberapa hari setelah bencana, namun isinya masih hilang. Flight data recorder (FDR) yang berisi data teknis penerbangan itu ditemukan hanya beberapa hari setelah bencana. Bersama-sama, kedua pembawa memori membentuk kotak hitam pesawat.
Berdasarkan FDR, para peneliti sampai pada kesimpulan awal pada bulan Februari bahwa ada yang salah dengan menggerakkan mesin Boeing 737-500. Alhasil, pesawat berbelok tajam ke kiri di ketinggian sekitar 3 kilometer dan menukik ke laut.
CVR, yang tadinya berada di bawah lapisan tanah liat sekitar satu meter, sekarang sedang diangkut ke laboratorium. Kartu memori akan membutuhkan waktu dari tiga hari hingga satu minggu untuk dibaca. Laporan akhir misi bencana harus diterbitkan dalam waktu satu tahun setelah kecelakaan.
“Pembaca profesional. Pemain pemenang penghargaan. Zombie oranye. Kecanduan media sosial. Bacon mavan. Dunia web. “
“Ninja budaya pop. Penggemar media sosial. Tipikal pemecah masalah. Praktisi kopi. Banyak yang jatuh hati. Penggemar perjalanan.”