Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) Indonesia akan meluncurkan JAFF Market perdananya pada bulan Desember. Inisiatif ini diumumkan di Festival Film Cannes pada hari Kamis.
Acara baru yang berlangsung selama tiga hari ini bertujuan untuk membentuk kembali industri film Indonesia dengan mengedepankan komunikasi, inovasi dan kolaborasi antar berbagai sektor.
Lebih banyak dari Variasi
Sejak didirikan pada tahun 2006, JAFF telah memainkan peran penting dalam membina sinema Indonesia, dan telah membantu kebangkitan banyak sineas. “JAFF terus memperkuat ekosistem sinematik,” kata direktur festival Eva Isfansyah.
Pasar Kering akan mencakup area seluas 10.000 meter persegi, menampilkan lebih dari 150 kios dari perusahaan produksi, pembuat konten, dan penyedia layanan. Inisiatif ini dipimpin oleh produser berpengalaman Linda Gozali, mantan Sekretaris Jenderal Festival Film Indonesia. “Kami berharap dapat menciptakan koneksi dan peluang baru,” kata Gozali.
Acara ini menyoroti pemulihan pesat industri film Indonesia setelah pandemi, yang membuat film lokal menguasai 61% pasar pada tahun 2022. Industri ini pulih sepenuhnya pada tahun 2023. Meski menjadi pasar terbesar di Asia Tenggara, industri layar lebar ada di Indonesia tidak memiliki tawaran khusus. . JAFF Marketplace bertujuan untuk menjembatani kesenjangan ini dengan menjadi pasar film dan konten terbesar di Indonesia, menyatukan para profesional, talenta baru, dan pemangku kepentingan utama.
Dikembangkan dengan dukungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, JAFF Market berupaya meningkatkan kehadiran sinema internasional Indonesia. “Inisiatif JAFF akan memfasilitasi akses ke komunitas internasional,” kata Ahmed Mahindra, Direktur Film, Musik dan Media di kementerian.
Industri layar di Indonesia, yang memiliki dampak ekonomi lebih dari $8 triliun dan mempekerjakan 387.000 orang, menurut data yang disediakan oleh JAFF, siap untuk tumbuh lebih lanjut. Berbagai program JAFF Market – termasuk pasar proyek yang dipimpin oleh produser Meiske Taurisia – bertujuan untuk membantu para pembuat film baru terhubung dengan para profesional industri untuk mengembangkan proyek-proyek berkualitas tinggi. Taurisia ikut menyelenggarakan LOCK Full Circle Lab, bersama dengan Iulia Evina Bhara, Mohamed Zaidi, dan Vivian Idris.
Sutradara Anja Sasongko, yang merupakan CEO Visinema Group, dan HB Naveen dari Falcon Pictures menggarisbawahi potensi pasar JAFF untuk menjadi pusat industri film Indonesia. “Sudah sepantasnya Indonesia menunjukkan kekuatan industrinya,” kata Navin.
Pasar kering berlangsung dari tanggal 3 hingga 5 Desember di Jogja Exhibition Center di Yogyakarta, Indonesia. Festival film berlangsung dari 30 November hingga Desember. 7.
Variasi terbaik
Berlangganan Buletin Lain-Lain. Untuk mendapatkan berita terbaru, ikuti kami Facebook, TwitterDan Instagram.