JAKARTA (Reuters) – Presiden Indonesia Joko Widodo pada hari Senin meresmikan jalur kereta api berkecepatan tinggi senilai $7,3 miliar yang menghubungkan ibu kota negara ke kota Bandung, sebuah proyek yang didukung Tiongkok yang telah dirusak oleh banyak masalah.
Jalur kereta api sepanjang 142 kilometer (88,23 mil), yang merupakan salah satu proyek infrastruktur utama presiden dan bagian dari Inisiatif Sabuk dan Jalan Tiongkok, telah menghadapi masalah mulai dari masalah pembebasan lahan hingga penundaan terkait pandemi dan biaya yang membengkak.
Peluncuran kereta peluru yang disebut “Whoosh” pada hari Senin jauh di belakang target operasi awal pada tahun 2019.
“Namanya terinspirasi dari suara kereta peluru yang melaju kencang,” kata Jokowi, sapaan akrab presiden, saat upacara peluncuran.
Jokowi mengatakan kecepatan operasional maksimum kereta api bisa mencapai 350 kilometer per jam (217 mph), dan menggambarkannya sebagai “memodernisasi transportasi massal kita yang ramah lingkungan.”
Luhut Pandjaitan, menteri senior yang mengawasi proyek tersebut, mengatakan pada peluncuran tersebut bahwa uji coba gratis kereta peluru, yang dimulai sejak minggu kedua bulan September, akan diperpanjang dan harga tiket akan diterapkan pada pertengahan Oktober.
Konsorsium perusahaan Indonesia dan Tiongkok membangun jalur kereta api tersebut.
(Laporan Udi Kahiya Budiman; Ditulis oleh Ananda Theresia; Disunting oleh Gayatri Suroyo dan Gerry Doyle)