Tempe atau tempe, kuliner khas Indonesia, sudah melintasi batas negara dan menjadi sensasi mendunia. Produk fermentasi kedelai yang terkenal dengan kandungan proteinnya yang tinggi ini disukai tidak hanya di kalangan vegetarian dan vegan, tetapi juga di kalangan pecinta makanan di seluruh dunia.
Pentingnya budaya tempe kini diakui secara global. Sebagai langkah besar, tempe telah resmi diusulkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO pada tahun 2024.
Pengajuan yang disampaikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbutristek) ini merupakan tonggak sejarah penting dalam pelestarian warisan kuliner kita.
Saat ini, pengajuan tersebut sedang menunggu pembahasan UNESCO Sekretariat Konferensi. Tak heran jika budaya tempe resmi diusulkan menjadi warisan budaya Indonesia. Sejarahnya yang panjang mempengaruhi kekayaan kuliner nusantara.
Tempe merupakan salah satu masakan tradisional Indonesia yang berasal dari dapur orang Jawa. Kehadiran tempe dalam budaya kuliner Jawa, khususnya di Yogyakarta dan Surakarta, tidak surut selama berabad-abad.
Terkait usulan tersebut, Forum Tempe Indonesia (FTI), salah satu kelompok penggagasnya, mengharapkan dukungan seluruh masyarakat terhadap Tempe agar terus berkelanjutan dan semakin mengglobal.
Pengurus Forum Tempe Indonesia Matt Astawan mengatakan, tempe kini sudah ditemukan dan dikonsumsi di 27 negara.
Proses fermentasi tempe tidak hanya memberikan cita rasa yang unik tetapi juga menghasilkan berbagai manfaat bagi kesehatan. Manfaat-manfaat ini telah diakui secara luas oleh komunitas imigran dan hasil dari banyak penelitian global.
“Selain itu, seiring dengan meningkatnya kesadaran dunia akan pola makan sehat, vegetarianisme atau veganisme juga semakin populer,” kata Astavan.
Adapun sejarahnya, tidak diketahui secara pasti bagaimana tempe pertama kali ditemukan. Satu-satunya bukti keberadaannya tercatat di Cherat Chendini.
Sebuah buku sastra Jawa menyebutkan bahwa tempe sudah menjadi makanan masyarakat Jawa. Tempe menjadi bagian dari berbagai ritual sosial pada abad ke-16.
Berdasarkan bukti-bukti di atas, Forum Tempeh Indonesia bersama organisasi terkait telah memulai upaya untuk lebih memperkenalkan Tempeh kepada dunia sejak tahun 2014.
Hari Tempe Nasional
Tanggal 6 Juni diperingati sebagai Hari Tempe Nasional. Tanggal ini bertepatan dengan hari ulang tahun Bung Karno. Ternyata ada hubungan antara keduanya.
Bukan tanpa alasan tanggal 6 Juni dipilih sebagai Hari Tempe Nasional. Tanggal ini merupakan hari lahir Proklamasi Indonesia Sokarno atau Bang Karno.
Ada kaitan antara hari lahir Bung Karno dengan tempe. Ketua FTI Astawan menjelaskan, Bung Karno terkenal dengan pidatonya “Tempe Tidak Boleh Jadi Bangsa” untuk mengajak masyarakat agar tidak diinjak-injak oleh negara lain.
Pembuatan tempe pada saat itu masih lebih tradisional, yaitu dengan cara menginjak-injak kedelai dengan kaki. Oleh karena itu, penggunaan desa tempe menandakan adanya keengganan suatu bangsa untuk diinjak-injak oleh bangsa lain.
Bung Karno juga menyukai masakan ini. Astavan berkata, “Konon dua masakan yang tidak ada di meja makan keraton saat itu adalah kari daun singkong dan tempe goreng.”
Apakah artikel ini berguna? Lihat artikel kami yang lain Orang luar sosial Untuk rekomendasi makanan dan minuman lainnya di Indonesia:
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”