KabarTotabuan.com

Memperbarui berita utama dari sumber Indonesia dan global

Top News

Perusahaan Batubara Besar di Indonesia Mengabaikan Emisi Metana: Laporan

JAKARTA – Perusahaan batu bara yang merupakan penghasil emisi CO2 terbesar di Indonesia mengabaikan emisi metana yang menyebabkan pemanasan global dan menyembunyikan dampak lingkungan dari operasi mereka, menurut sebuah laporan yang diterbitkan pada 29 Juli.

Metana – yang bertanggung jawab atas sepertiga pemanasan akibat gas rumah kaca – merupakan fokus utama bagi negara-negara yang ingin mengurangi emisi dengan cepat dan perlahan.

Ember, sebuah lembaga pemikir energi yang berbasis di London, menganalisis profil emisi dari 10 perusahaan pertambangan batu bara besar di Indonesia, yang secara kolektif bertanggung jawab atas setengah produksi batu bara di nusantara.

Laporan tersebut menemukan bahwa hanya empat dari 10 perusahaan yang memasukkan emisi metana pertambangan batu bara (coal mining methane/CMM) dalam inventarisasi emisi mereka, yang menunjukkan bahwa dampak lingkungan dari penambangan batu bara di negara tersebut tidak sepenuhnya diperhitungkan.

“Kegagalan untuk memahami atau melaporkan emisi-emisi ini dengan benar akan melemahkan laporan keberlanjutan perusahaan secara keseluruhan. Hal ini juga mengabaikan hilangnya peluang yang signifikan untuk mengurangi emisi,” kata laporan tersebut.

Emisi CMM perusahaan “bisa setara dengan 8 juta ton CO2, lebih dari sepertiga total emisi perusahaan,” kata Ember dalam siaran pers.

Emisi CMM dari sebagian besar perusahaan batubara besar di Indonesia mungkin “sama dengan atau melebihi” total emisi mereka dari pembakaran bahan bakar fosil dan pembelian listrik, kata laporan tersebut.

CMM, dikategorikan sebagai emisi fugitive atau pelepasan insidental, adalah metana yang dilepaskan ketika batu bara ditambang atau lapisan tanah atas dihilangkan.

Metana hanya bertahan di atmosfer selama satu dekade, namun memiliki efek pemanasan 28 kali lebih besar dibandingkan karbon dioksida dalam skala waktu 100 tahun.

Dalam skala waktu 20 tahun, dampak pemanasan global 80 kali lebih besar dibandingkan CO2.

Para analis mendesak perusahaan-perusahaan batu bara di Indonesia untuk menanggapi dampak emisi metana dengan serius untuk memenuhi standar keberlanjutan.

“Mengukur dan melaporkan emisi metana sangat penting dalam upaya dekarbonisasi tambang batu bara dan memastikan kepatuhan terhadap standar nasional dan internasional,” kata analis Ember, Toddy Setiawan.

Indonesia adalah salah satu penandatangan Ikrar Metana Global Sukarela, dan Jakarta mengatakan pihaknya telah berkomitmen untuk “mengambil langkah-langkah domestik yang komprehensif untuk mengurangi emisi metana global” pada tahun 2030. AFP

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

"Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert."