SURAKARTA – Lima pemanah Indonesia yang kehilangan latihan lengan dan kaki bersama-sama di bawah terik matahari di Jawa Tengah, menarik busur dan menutup satu mata untuk menembak sasaran persiapan Paralimpiade di Paris pada 28 Agustus hingga 8 September.
‘Fabulous Five’ adalah penembak pertama yang lolos ke Paralimpiade dari negara terbesar di Asia Tenggara, dan sekarang mereka mengincar kemenangan medali.
“Ini sejarah. Sungguh menakjubkan,” Ken Swagumilang, yang kakinya diamputasi karena kanker tulang dan lolos ke kompetisi senam ritmik berdiri putra, mengatakan kepada AFP di kota Surakarta.
Kelompok penembak berupaya menciptakan warisan mereka sendiri dengan dukungan keluarga dan pemerintah.
Lima pria dan wanita – dalam kategori berdiri dan kursi roda – akan berkompetisi dalam kategori panahan recurve dan compound.
“Bukan hanya satu atau dua atlet, tapi lima atlet, bayangkan. Baru pertama kali ada lima atlet yang mengikuti kompetisi ini,” tambah Swagomilang.
Peraih medali perunggu Asian Paralympic Games 2022 yang kini menggunakan kaki palsu ini menilai mencapai babak semifinal Paralimpiade adalah ambisi yang realistis, namun mimpinya lebih besar.
“Siapa yang tidak ingin memenangkan emas?” Dia berkata.
Kerja keras bertahun-tahun telah mengeraskan tubuh mereka hingga mampu menarik busur dan menembakkan anak panah dengan tingkat ketelitian tinggi.
Semangat mereka bangkit setelah berhasil meraih dua medali emas Kejuaraan Panahan Dunia di Republik Ceko pada Juni lalu, dan dua medali perunggu cabang menembak di Asian Archery Games 2022.
Khulidin, salah satu peraih medali emas pada Juni lalu, menjadi satu-satunya di antara lima orang yang tidak bisa menarik busur dari lengannya setelah anggota badan kanannya diamputasi akibat terjatuh dari pohon kelapa pada tahun 2017.
Ia akan berkompetisi dalam kompetisi panahan recurve putra sambil berdiri, menggunakan giginya untuk menarik busurnya.
“Saya coba pakai gigi depan, tapi bikin saya tidak bisa makan. Sakit sekali selama tiga hari. Lalu saya coba pakai gigi samping sampai berdarah,” ujarnya.
Khullidin kini dapat dengan mudah menarik tali busur seberat 40 pon (18 kg) dengan gigi gerahamnya, yang beratnya setara dengan sekitar 4,8 galon air.
“Saya dan teman-teman punya keahlian khusus…kami ingin menunjukkan bahwa kami mampu tampil lebih baik dan meraih prestasi,” ujarnya.
“Ninja budaya pop. Penggemar media sosial. Tipikal pemecah masalah. Praktisi kopi. Banyak yang jatuh hati. Penggemar perjalanan.”