Setelah persidangan yang dimulai pada November 2019, Yu dinyatakan bersalah atas 18 dakwaan korupsi, setelah memberikan suap lebih dari S $ 71.200 kepada Atase Tenaga Kerja Kedutaan Besar Indonesia, Agus Ramdhani Mashjumi melalui Abdulaziz, yang juga dihukum atas 18 dakwaan korupsi.

Zhao, yang dihukum karena satu dakwaan menghasut korupsi, adalah orang yang memperkenalkan terdakwa satu sama lain. Orang lain yang terkait dengan plot tersebut, Samad Saleem, belum dituntut.

Suap tersebut terkait dengan jaminan kinerja bagi PRT Indonesia di Singapura. Kedutaan memperkenalkan obligasi pada tahun 2018, di mana pemberi kerja diharuskan membayar SGD 70 untuk setiap obligasi yang dijamin oleh perusahaan asuransi sebagai ganti kontrak kerja. Agen asuransi akan mendapat komisi 45% dari setiap premi obligasi.

Ada lebih dari 120.000 pekerja rumah tangga Indonesia di Singapura, yang membuat obligasi kerja menguntungkan.

Yu menggunakan suap itu untuk memengaruhi Agus agar mendukung perusahaannya, AIG dan Liberty, sehingga dia bisa menagih komisi. Antara Februari dan Juni 2018, kedua perusahaan asuransi menerbitkan lebih dari 5.700 obligasi kinerja, menurut laporan itu. Yeo membagi komisi sekitar S $ 125.000 dengan Agus, Abdulaziz, Samad dan Chow.

Abdulaziz juga dihukum karena kejahatan serupa, saat ia berusaha mendapatkan suap untuk Agus dari dua agen Tokio Marine Singapura untuk obligasi kinerja. Tapi agen itu menolak tawaran itu.

Sedangkan Agus belum dituntut di pengadilan Singapura, namun pemerintah Indonesia sudah memanggilnya ke Jakarta.

Yu, Abdulaziz dan Zhao dijadwalkan kembali ke pengadilan pada 14 Juli untuk pulang pergi dan memberikan keputusan. Setiap tuduhan korupsi dapat dihukum dengan denda maksimum S $ 100.000 dan hingga lima tahun penjara.