Yogyakarta – Gunung berapi paling bergejolak di Indonesia meletus pada hari Jumat, melepaskan abu setinggi-tingginya ke udara dan mengirimkan aliran vulkanik dengan awan gas yang mengalir menuruni lerengnya. Tidak ada korban yang dilaporkan.
Awan abu-abu hangat melonjak 1.000 meter (3.280 kaki) di langit, dan letusan gunung berapi meletus setidaknya enam kali di pagi hari hingga 3 kilometer (1,8 mil) dari lereng Gunung Ave yang bergetar.
Humayda mengatakan serangkaian letusan piroklastik yang kuat meletus dari kawah gunung berapi yang berkembang pesat di puncak bagian dalam gunung berapi setinggi 2.968 meter (9.737 kaki).
Aliran piroklastik adalah fenomena vulkanik yang melibatkan longsoran turbulen dan panas yang mencampur batuan vulkanik panas, abu, dan gas vulkanik bersama-sama.
Dia menggambarkan kubah vulkanik gunung berapi tumbuh dengan cepat dan awan vulkanik dan gas panas mengalir di lerengnya. Bagian dari kubah vulkanik runtuh dari bagian barat daya gunung berapi, mengirimkan batu dan abu.
Abu menutupi banyak desa dan kota-kota terdekat, katanya.
Humayun mengatakan aktivitas gunung berapi di Gunung Mrabi telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir dan cacing abu telah meluas hingga sekitar 1,8 kilometer (1,2 mil) barat daya gunung berapi saat fajar.
Pusat Mitigasi Bencana Vulkanik dan Geologi Indonesia belum menaikkan status siaga Merapi, yang sudah menjadi yang tertinggi ketiga sejak mulai meletus Agustus lalu.
Penduduk desa yang tinggal di lereng Merapi yang subur disarankan untuk tinggal 5 kilometer (3,1 mil) dari mulut jurang dan waspada terhadap bahaya gunung berapi, kata badan tersebut.
Gunung berapi ini terletak di pulau Jawa yang padat di dekat kota kuno Yogyakarta. Ini adalah yang paling aktif dari lebih dari 120 gunung berapi aktif di Indonesia dan baru-baru ini meletus lagi dan lagi oleh awan vulkanik dan gas.
Letusan besar Merapi terakhir pada tahun 2010 menewaskan 347 orang.
Indonesia, negara kepulauan dengan populasi 270 juta, rentan terhadap gempa bumi dan aktivitas vulkanik karena berada di “Cincin Api” Pasifik, yang menyebabkan kesalahan seismik di sekitar kuda dan di sekitar daratan.
——–
Ninik Carmini, seorang penulis Associated Press di Jakarta, Indonesia, berkontribusi pada laporan tersebut.
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”