- Indonesia mengumumkan, pada hari Minggu, tenggelamnya kapal selam yang hilang, dan kematian semua 53 anggota awak.
- Pada hari Senin, presiden negara itu secara anumerta mempromosikan semua anggota kru.
- Joko Widodo mengatakan negara akan menjamin pendidikan anak-anaknya hingga perguruan tinggi.
- Lihat cerita lainnya di halaman Insider Business.
Pemerintah Indonesia mempromosikan semua 53 awak kapal selam yang ditemukan berkeping-keping di dasar laut.
Setelah berhari-hari mencari, pejabat Indonesia mengumumkan pada akhir pekan bahwa kapal selam itu hilang, dan mengatakan semua orang di dalamnya telah tewas. Pada hari Senin, negara menghormati 53 dengan promosi anumerta.
“Atas dedikasi dan pengorbanan 53 prajurit ini, negara akan memberikan penghargaan untuk kenaikan pangkat ke jenjang yang lebih tinggi dan tanda kehormatan bagi Bintang Jalacena,” kata Presiden Joko Widodo. Diposting di Tweet.
Bintang Jalasena atau Merit Star of Naval Service adalah penghargaan yang diberikan kepada anggota TNI Angkatan Laut.
Widodo mengatakan pemerintah akan memastikan bahwa anak-anak dari 53 anggota kru dididik hingga tingkat universitas.
“Mereka adalah putra terbaik bangsa, patriot yang menjaga kedaulatan negara. Pengabdian mereka akan tertanam di hati seluruh rakyat Indonesia,” kata Widodo tentang para kru.
KRI Nanggala-402 menghilang di utara Bali selama sesi pelatihan pada hari Rabu dan tidak pernah terdengar lagi.
Pada hari Minggu, Panglima Angkatan Darat Indonesia, Hadi Tjijanto, mengatakan kepada wartawan bahwa ia telah menerima “foto bawah air yang dikonfirmasi sebagai bagian dari kapal selam,” dan mengumumkan kematian anggota awak.
“Dengan bukti otentik ini, kami dapat menyatakan bahwa KRI Nanggala-402 telah tenggelam dan semua awak tewas,” kata Tahijanto.
Waktu hampir habis untuk menyelamatkan kru, karena kapal selam memiliki cukup oksigen untuk bertahan hingga Sabtu pagi waktu setempat.
Seperti yang dilaporkan Ryan Pickrell dari Insider, hilangnya kapal selam dan awaknya adalah salah satu bencana kapal selam terburuk dalam sejarah.