Absennya Bendera Indonesia di Piala Thomas, Pemerintah meminta maaf atas kegagalan anti-doping
TEMPO.CODan Jakarta – Sekretaris Badan Anti-Doping Indonesia (LADI) Desi Rosmeleta dalam konferensi pers virtual pada Senin meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat umum setelah tidak mengizinkan pengibaran bendera Indonesia saat upacara penobatan Piala Thomas, meskipun tim bulu tangkis Indonesia memenangkan kejuaraan setelah kemenangan. Juara Tiongkok 3-0.
Langkah tersebut dijatuhkan oleh Badan Anti-Doping Dunia (WADA) kepada Indonesia karena gagal mematuhi peraturannya untuk mengirim sampel uji doping ke Badan tersebut. Deklarasi ketidakpatuhan juga berarti bahwa Indonesia juga tidak memenuhi syarat untuk diberikan hak untuk menjadi tuan rumah kejuaraan regional, kontinental atau dunia selama ditangguhkan.
“Kami mohon maaf sebesar-besarnya kepada Presiden RI dan masyarakat Indonesia atas kejadian kemarin,” kata Desi pada 18 Oktober.
Menteri Pemuda dan Olahraga Zinedine Amali juga meminta maaf atas hukuman itu, mengklaim itu karena perubahan manajemen dan tidak adanya acara olahraga pada tahun 2020 karena pandemi COVID-19.
Menkeu mengatakan, pihaknya telah menugaskan tim khusus yang dipimpin oleh Kepala Perusahaan Minyak Nasional Indonesia, Raja Sapta Oktohari, untuk menangani masalah tersebut.
“Seperti yang disebutkan LADI, saya juga meminta maaf atas apa yang terjadi di Piala Thomas dan bagaimana itu merusak rasa euforia kami karena bisa membawa pulang Piala,” kata menteri. “Kami akan melakukan penyelidikan dan jika ada penyebab tertentu, kami akan bertanggung jawab, bahkan jika ada indikasi untuk membawanya ke bidang hukum, kami akan membawanya ke sana.”
Baca: Tawfiq Hedayat, Kandra Wijaya Keluhkan La Mira Puteh Pengibaran Bendera di Piala Thomas
Irsian Haseim
“Ninja budaya pop. Penggemar media sosial. Tipikal pemecah masalah. Praktisi kopi. Banyak yang jatuh hati. Penggemar perjalanan.”