Pentagon mengatakan bahwa Amerika Serikat melakukan serangan di Irak terhadap tiga fasilitas yang terkait dengan faksi yang didukung Iran, pada hari Selasa, setelah serangan akhir pekan di pangkalan udara Irak yang melukai pasukan Amerika.
Pasukan AS di Irak dan Suriah telah diserang sekitar 150 kali oleh militan yang bersekutu dengan Iran sejak dimulainya perang antara Israel dan Gaza pada bulan Oktober.
Pada hari Sabtu, empat karyawan Amerika menderita cedera otak serius setelah pangkalan udara Ain al-Asad Irak terkena beberapa rudal balistik dan roket yang ditembakkan oleh militan yang didukung Iran dari dalam Irak.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Pasukan militer AS melakukan serangan yang diperlukan dan proporsional terhadap tiga fasilitas yang digunakan oleh milisi Kataib Hizbullah yang didukung Iran dan kelompok afiliasi Iran lainnya di Irak.”
Austin menambahkan, “Serangan presisi ini merupakan respons langsung terhadap serangkaian serangan yang meningkat terhadap personel AS dan pasukan koalisi di Irak dan Suriah yang dilakukan oleh milisi yang disponsori Iran.”
Serangan terhadap Amerika Serikat dipandang sebagai pembalasan atas dukungannya terhadap Israel dalam perang melawan gerakan Hamas Palestina yang didukung Iran. Cakupan perang di Gaza meluas, ketika pasukan AS menyerang sasaran Houthi yang melancarkan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah.
Amerika Serikat memiliki 900 tentara di Suriah dan 2.500 tentara di Irak, memberikan nasihat dan bantuan kepada pasukan lokal untuk mencegah kembalinya ISIS, yang pada tahun 2014 menguasai sebagian besar wilayah kedua negara sebelum dikalahkan.
Kantor Perdana Menteri Irak Muhammad Shia al-Sudani mengumumkan langkah-langkah untuk mengusir pasukan AS menyusul serangan pesawat tak berawak AS di Bagdad awal bulan ini yang dikutuk oleh pemerintah. Pentagon mengatakan serangan itu mengakibatkan kematian seorang pemimpin milisi yang bertanggung jawab atas serangan baru-baru ini terhadap personel Amerika.
Al-Sudani memiliki kendali terbatas atas beberapa faksi yang didukung Iran, yang dukungannya diperlukan untuk memenangkan kekuasaan setahun yang lalu dan kini membentuk blok yang kuat dalam koalisi pemerintahannya.
Pentagon mengatakan pihaknya belum diberitahu secara resmi mengenai rencana apa pun untuk mengakhiri kehadiran pasukan AS di negara tersebut, dan mengatakan pasukannya dikerahkan di Irak atas undangan pemerintah di Bagdad.