Badan Kehormatan yang Dibentuk untuk Menyelidiki Mahkamah Agung Indonesia Menghadapi Kontroversi – BenarNews
Aktivis dan pakar hukum di Indonesia mengajukan pertanyaan mengenai komite etik yang dibentuk oleh Mahkamah Konstitusi minggu ini untuk menyelidiki tuduhan pilih kasih dan nepotisme terhadap putra presiden yang akan keluar dari jabatannya dalam mencalonkan diri sebagai wakil presiden.
Pertanyaan tentang kredibilitas kelompok ini muncul setelah para aktivis menuduh Gimli Ashitiki, pensiunan hakim Mahkamah Konstitusi dan anggota komite etik yang dibentuk pada hari Senin, mendukung calon presiden, Prabowo Subianto. Gibran Ragabuming Raga Sebagai pasangannya.
“Gimli bertemu dengan Prabowo pada awal Mei 2023, setelah itu ia menyatakan dukungannya terhadap Prabowo pada pemilu presiden 2024,” Janson Dinada, direktur eksekutif Public Virtue Research Institute, sebuah wadah pemikir terkemuka mengenai demokrasi dan hak-hak sipil, mengatakan kepada Benarnews. .
Ia juga menyebut putra Gimli, Robi Ferliansya, akan mencalonkan diri untuk kursi legislatif di bawah Partai Gerindra yang mengusung Prabowo.
Gimli, seorang pakar konstitusi yang menjabat sebagai presiden pertama Mahkamah Konstitusi pada tahun 2003 hingga 2008, mengatakan bahwa ia tidak terpengaruh oleh kritik tersebut dan akan segera menangani semua laporan pelanggaran etika.
“Kebebasan bukanlah sesuatu yang hanya dibicarakan,” katanya. “Etika bukan hanya sekedar kata-kata, tapi juga tindakan.”
Panel tersebut dibentuk setelah para pengacara dan kelompok pemerintahan yang baik menuduh Mahkamah Konstitusi memberikan keputusan bermotif politik yang menguntungkan putra presiden.
Kritikus menuduh hal itu Putusan minggu laluUndang-undang tersebut mengecualikan kandidat berusia di bawah 40 tahun untuk mencalonkan diri sebagai presiden, sehingga membuka jalan bagi Gibran yang berusia 36 tahun untuk mencalonkan diri sebagai wakil presiden.
Ia menjabat sebagai Wali Kota Solo, kota di Jawa Tengah tempat ayahnya, Jokowi, lahir dan memulai karir politiknya.
Mahkamah Konstitusi, salah satu pengadilan tertinggi di negara ini, terpisah dari Mahkamah Agung dan dapat menyelesaikan sengketa pemilu, meninjau undang-undang, dan menyelesaikan permasalahan konstitusional.
Anwar Usman, ketua pengadilan yang beranggotakan sembilan orang, sebelumnya telah mengundurkan diri dari kasus serupa karena kepentingan pribadi dan keluarga, namun ikut serta dalam kasus terakhir.
Dia menguatkan putusan kontroversial tersebut berdasarkan argumen hukum dan prinsip konstitusional, meskipun setuju untuk membentuk panel etik yang beranggotakan tiga orang mantan hakim untuk meninjau dakwaan tersebut.
Para kritikus, termasuk Muhammad Isnur, direktur eksekutif Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, sebuah kelompok penekan masyarakat sipil, mengatakan mereka mempertanyakan kredibilitas dewan tersebut.
“Komisi Etik tentu saja kontroversial dan sulit mengembalikan martabat Mahkamah Konstitusi karena kita sudah kehilangan kepercayaan terhadapnya,” ujarnya kepada BenarNews.
“Ini merupakan tantangan bagi Mahkamah Konstitusi dan Dewan. Bisakah mereka bersikap etis? Bisakah mereka bebas menyelidiki hakim atas dugaan pelanggaran etika?
Feri Amsari, dosen hukum tata negara di Universitas Andalas Sumatera Barat, mengatakan keputusan dewan etik sebelumnya selalu berpihak pada hakim yang dituduh melakukan pelanggaran.
“Alasan hasil yang memihak hakim konstitusi adalah karena sebagian besar anggota panelnya adalah mantan hakim. Mereka punya ikatan emosional dengan sesama hakim,” ujarnya kepada Benarnews.
Jokowi menghindari kontroversi secara langsung dan belum secara resmi mendukung kandidat mana pun dalam pemilu kali ini.
Namun, pada hari Selasa, ia menyetujui penunjukan putranya sebagai wakil presiden melalui sebuah surat sebagai bagian dari persyaratan hukum, kata ajudan presiden Ari Twibayana.
“Sebagai orang tua, kami hanya bisa mendukung dan memberi [our] Berkah,” kata Jokowi kepada wartawan, Minggu, merujuk pada pengangkatan putranya. “Itu keputusannya karena dia sudah dewasa, dan kita tidak boleh mencampuri keputusan anak-anak kita.”
Jokowi adalah presiden Indonesia pertama yang keluar dari militer atau elit politik negaranya. Mantan pengusaha furnitur dan Walikota Solo ini terpilih sebagai presiden pada tahun 2014, menggambarkan dirinya sebagai tokoh rakyat.
Ia dipuji secara luas karena memperbaiki infrastruktur Indonesia yang bobrok selama sembilan tahun masa jabatannya.
Namun dia dikritik karena menindak oposisi terhadap pemerintahannya, melemahkan upaya anti-korupsi dan kompromi. Hak asasi Manusia.
Pada masa jabatan keduanya, Jokowi menunjuk Prabowo, mantan komandan pasukan khusus yang dituduh terkait pelanggaran hak asasi manusia selama karirnya sebagai tentara, sebagai kepala keamanannya. Prabowo pernah ke sana Pelopor Menurut jajak pendapat terbaru, kali ini ia unggul tipis atas kandidat lain di sebagian besar kampanye.
Naiknya Gibran ke kursi calon wakil presiden Prabowo menandakan dukungan diam-diam dari presiden yang akan keluar itu terhadap pencalonan mereka, sehingga mengubah warisannya menjadi sebuah dinasti.
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”