“Tanpa akses ke teknik pertanian modern … petani berjuang untuk memahami konteks perubahan di mana mata pencaharian mereka berubah,” kata Badan Pembangunan Internasional AS. Secara khusus, lanskap pertanian di Indonesia didominasi oleh banyak pertanian keluarga kecil, yang memandang pekerjaan mereka sebagai tugas spiritual dan eksistensial.
Berpindah dari metode tradisional memang tidak mudah, namun Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) memimpin perubahan tersebut. Perusahaan memainkan peran kunci dalam menyediakan teknologi yang membuat pertanian lebih berkelanjutan, meningkatkan ketahanan pangan dan meningkatkan produktivitas pertanian.
Dr.Ira. Fadjry Djufry, M.Si Direktur Jenderal Badan Litbang Pertanian menyoroti mengapa pertanian berkelanjutan diperlukan dan menyebutkan kajian tentang inovasi Agritech.
Inovasi Pertanian Berkelanjutan
Indonesia adalah salah satu produsen dan pengekspor produk pertanian terbesar di dunia, yang memasok komoditas penting seperti minyak sawit, kakao, dan beras ke seluruh dunia.
Tetapi masa depan sektor ini tidak pasti.
Industrialisasi yang cepat telah mengubah lahan pertanian menjadi penggunaan pembangunan, sementara penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang berlebihan telah mencemari tanah, air, dan tanah. Deforestasi dan polusi limbah semakin menurunkan area pertanian, dan perubahan iklim adalah paku lain di peti mati.
Karena efek ini diperparah, ada kebutuhan bagi petani untuk bergerak menuju pertanian berkelanjutan.
Contoh proyek yang mereka kerjakan adalah pengelolaan tanam terpadu padi. Ini adalah upaya untuk meningkatkan produksi padi dengan merawat tanah, air, tanaman dan serangga secara berkelanjutan.
Salah satu inisiatif dalam program ini adalah mengadopsi sistem irigasi hemat air yang berkelanjutan. Penyiraman dan pengeringan sawah secara bergantian memungkinkan permukaan tanah benar-benar kering sebelum penyiraman berikutnya. Ini memaparkan tanaman pada tahap awal tekanan air, yang mendorong akar yang dalam untuk tumbuh.
Hal ini meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kondisi cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim dan “menguntungkan tanaman yang hanya dapat bertahan hidup di lahan tadah hujan,” catat Dr. Tjuri.
Mereformasi kebijakan untuk pertanian berkelanjutan
Selain itu, “Penelitian IARD mengungkapkan bahwa kebijakan pertanian berkelanjutan cenderung berfokus pada tujuan jangka pendek dan tidak secara memadai mengatasi masalah degradasi lingkungan,” catatnya.
Misalnya, pembukaan lahan dapat menyebabkan erosi tanah, dan kondisi cuaca ekstrem seperti angin kencang dan hujan lebat memperburuk fenomena ini.
Untuk mengatasi hal ini, pemerintah sekarang merekomendasikan petani untuk memperbaiki sifat fisik tanah dan menggunakan pupuk yang mencegah erosi tanah. Tapi sarannya seperti menempelkan Band-Aid pada luka tembak, karena “mereka harus menargetkan akar penyebab masalah lingkungan ini,” jelas Dr. Tjuri.
Kebijakan yang lebih tepat adalah memastikan bahwa setiap rumah memiliki sistem drainase yang baik sehingga erosi air tidak mengikis permukaan bumi.
Sebagai alternatif, pemerintah dapat merekomendasikan untuk menutupi tanah gundul dengan mulsa atau jerami untuk mengurangi dampak tetesan air hujan di tanah dan menutupnya dari angin.
Meningkatkan ketahanan pangan
Selain pertanian berkelanjutan, Badan Litbang Pertanian berupaya meningkatkan ketahanan pangan Indonesia. Negara ini sedang berjuang dengan ketahanan pangan karena populasi yang berkembang pesat dan warga yang pindah dari daerah pedesaan ke perkotaan dan jumlah petani yang menyusut.
“Kepulauan menghadapi tantangan geografis karena akses ke lokasi terpencil ini seringkali membutuhkan biaya tambahan, yang dapat menyebabkan kenaikan harga pangan,” jelas Dr. Tjuri.
Badan Litbang Pertanian membantu memperkuat ketahanan pangan dengan berinvestasi pada varietas padi baru. Mereka menarik karena hasil tinggi, tahan hama dan penyakit, serta tahan stres perubahan iklim.
“Contohnya adalah varietas padi Siherong, yang sangat mudah beradaptasi dengan iklim dan memiliki masa panen yang relatif singkat,” kata Dr. Djuri.
Meningkatkan produksi pertanian
Last but not least, Badan Litbang Pertanian memusatkan upayanya pada peningkatan produktivitas pertanian dengan membantu petani beralih dari pertanian manual dengan mengadopsi teknologi canggih dan menggunakan peralatan dasar. Pertumbuhan produktivitas jangka panjang akan membantu meningkatkan pendapatan, meningkatkan pasokan pangan, dan menurunkan harga pangan.
Sistem ini merekomendasikan penggunaan mesin pertanian seperti traktor, yang memainkan peran penting dalam membajak, menanam, dan menyuburkan tanaman. Traktor dapat digunakan untuk mengangkut barang dan untuk transportasi pribadi, yang membuat pekerjaan petani tidak terlalu melelahkan dan hidup mereka lebih nyaman.
Inovasi lainnya adalah penanam padi mekanis, yang secara otomatis memindahkan bibit padi ke sawah untuk memastikan jarak tanam yang seragam. Metode ini tidak hanya cepat tetapi juga memastikan bahwa bibit matang secara merata dan cepat.
Badan Litbang Pertanian juga mendorong petani untuk menggunakan mesin pemanen gabungan. Ini adalah mesin serbaguna yang menggabungkan empat fungsi panen terpisah menjadi satu proses.
“Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mesin pertanian menghasilkan penghematan tenaga kerja, yang meningkatkan efisiensi pertanian padi hingga 20 persen,” catat Dr. Tjuri. Ia menambahkan, teknologi tersebut telah mampu mengurangi kerugian panen sebesar 10 hingga 12 persen dan meningkatkan keuntungan pertanian hingga 50 persen.
Industri pertanian memainkan peran penting dalam kemakmuran ekonomi dan ketahanan pangan Indonesia. Berbagai tantangan mengancam masa depan sektor ini, namun Badan Litbang Pertanian berkomitmen untuk menghadapinya dengan berinvestasi di bidang teknologi pertanian.
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”