Bank sentral di Pakistan dan Indonesia menghadapi tantangan serupa dan menanganinya dengan bijak
Zubair Qureshi Islamabad
Bank-bank sentral di Indonesia dan Pakistan telah menghadapi tantangan serupa selama pandemi dan telah dengan bijak mengatasinya dengan mengadopsi kebijakan yang inovatif dan kreatif.
Pandangan tersebut diungkapkan oleh para panelis dalam program pelatihan online “Dinamika Kontemporer di Indonesia”.
Program yang merupakan inisiatif bersama KBRI dan Universitas Peshawar (UoP) ini menyelenggarakan bagian kedua “Peran Bank Sentral dalam Menjaga Stabilitas Keuangan Selama Krisis”.
Anastuty Kusumowardhani, Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Singapura, dan Profesor Dr. Amir Hussain, Universitas UoP menjadi pembicara utama pada kesempatan tersebut.
Melalui inisiatif ini, KBRI bermaksud untuk membuat “Pojok Indonesia” di UoP yang merupakan salah satu universitas tertua dan paling bergengsi di Pakistan dan juga dianggap sebagai universitas induk di Provinsi KP.
Duta Besar Indonesia Adam Tujio menggambarkan OIP sebagai pengenalan “Indonesian Angles” yang ingin dibangun KBRI di universitas-universitas terkemuka di Pakistan.
Menurut Dubes Adam Tujeo, “Indonesian Corners” dimaksudkan sebagai pusat kegiatan akademik dan budaya untuk memperkuat hubungan antara akademisi, seniman dan profesional di kedua negara dengan menyelenggarakan berbagai program seperti kursus bahasa, program pelatihan online, seminar , festival, acara olahraga, dan kegiatan menarik lainnya. .
Narasumber dari Bank Indonesia memaparkan fungsi, peran, tugas dan fungsi Bank serta menyampaikan visi dan misinya kepada hadirin.
Anastuty Kusumowardhani mengatakan bahwa Covid-19 telah menempatkan perekonomian Indonesia di bawah tekanan besar pada tahun 2020, gejolak yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Tanggapan langsung pemerintah adalah untuk menekan penyebaran Covid-19 dengan memberlakukan pembatasan sosial secara luas, yang mau tidak mau mempengaruhi kinerja ekonomi.
“Ninja budaya pop. Penggemar media sosial. Tipikal pemecah masalah. Praktisi kopi. Banyak yang jatuh hati. Penggemar perjalanan.”