Izia A. Aloksari (Jakarta Post)
bagus sekali
Jakarta
Sabtu 14 Agustus 2021
Dua penelitian terbaru menunjukkan bahwa meskipun digitalisasi cepat yang terjadi selama pandemi COVID-19, sebagian besar bisnis di Indonesia masih menganggap diri mereka “terganggu” dan berjuang untuk mengimbangi transformasi digital.
Sebuah survei oleh firma hukum Baker McKenzie terhadap 800 perusahaan dari delapan negara Asia-Pasifik menemukan bahwa 84 persen perusahaan Indonesia merasa terganggu selama setahun terakhir, yang berarti mereka tertinggal dari pesaing dalam mendigitalkan operasi mereka.
Survei yang dilakukan pada semester pertama tahun ini juga menemukan bahwa hanya 34 persen perusahaan Indonesia yang merasa telah berhasil mengintegrasikan dan berinvestasi dalam teknologi baru.
Sebuah studi terpisah oleh Ernst & Young (EY) menemukan bahwa banyak industri non-digital di Asia Tenggara belum menginvestasikan cukup uang selama beberapa tahun terakhir untuk meniru…
Untuk membaca cerita selengkapnya
berlangganan sekarang
Mulai dari Rp 55.000/bulan
- Akses tak terbatas ke konten web dan aplikasi kami
- Surat kabar digital harian untuk email
- Tidak ada iklan, tidak ada interupsi
- akses istimewa ke acara dan program kami
- Berlangganan buletin kami
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”