Jakarta. Nusantara Sejahtera Raya, jaringan bioskop terbesar di Indonesia yang memiliki merek Cinema XXI, merencanakan penawaran umum perdana (IPO) untuk mendapatkan modal baru sebesar Rp2,4 triliun ($158 juta) karena bisnis tersebut mulai bangkit kembali selama pandemi COVID-19 . .
Cinema XXI akan menerbitkan 8,3 juta lembar saham dengan kisaran harga Rp270 hingga Rp288 per lembar mulai 10 Juli hingga 14 Juli, menurut CEO Hans Gunadi, yang berbicara dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.
Indo Premier Sekuritas, JP Morgan Sekuritas Indonesia, Mandiri Sekuritas dan UBS Sekuritas Indonesia telah ditunjuk sebagai penjamin emisi IPO.
Dari dana hasil IPO, Cinema XXI berencana mengalokasikan 65 persen untuk membangun bioskop baru di berbagai kota di Indonesia dan mengakuisisi proyektor, sound system, dan peralatan canggih lainnya. Sekitar 20% dari dana hasil akan digunakan untuk melunasi utang jangka pendek, sedangkan 15% sisanya akan digunakan sebagai modal kerja.
“Kebiasaan pergi ke bioskop masih kuat di Indonesia, dan potensi pertumbuhan jumlah bioskop sangat besar. Kami yakin dengan masa depan sektor hiburan, khususnya sektor perfilman di Indonesia,” kata Hans.
Didirikan pada tahun 1987, Cinema XXI saat ini mengoperasikan 1.235 layar di 230 bioskop di 71 kota, dengan target mencapai 2.000 layar dalam lima tahun ke depan, menurut informasi yang tersedia di situs web perusahaan.
Perusahaan telah melakukan investasi dalam teknologi canggih untuk meningkatkan sistem suara dan kualitas gambar, termasuk IMAX dan Dolby Atmos, di beberapa bioskopnya.
kata-kata utama:
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”