Peran dan tantangan yang dihadapi industri kelapa sawit di Sri Lanka dibahas dalam pertemuan antara Palm Oil Association of Sri Lanka (POIASL) dan Duta Besar Indonesia Dewi Gustina Tobing baru-baru ini di Kolombo.
Pertemuan tersebut diadakan untuk mendapatkan dukungan, keahlian dan bantuan dari Indonesia, produsen minyak sawit terbesar di dunia.
Delegasi POIASL diterima oleh Duta Besar di kantornya dan Presiden Asosiasi, Dr. Rohan Fernando, Managing Director Elpitiya Plantations PLC, memimpin diskusi.
Hasil pertemuan itu positif dan Dubes sepakat untuk merekayasa kerja sama antara kedua negara untuk memperkuat keterlibatan petani kecil dalam budidaya kelapa sawit.
Potensi emansipasi ekonomi dan pembangunan pedesaan melalui budidaya kelapa sawit oleh petani kecil juga disorot dalam pertemuan tersebut.
Petani kecil menguasai lebih dari 40% perkebunan kelapa sawit di Indonesia, dan tren ini telah dilihat sebagai perkembangan sosial ekonomi yang besar di sektor pedesaan negara tersebut.
Meniru ini di Sri Lanka dapat meningkatkan kemakmuran bagi masyarakat pedesaan, sementara juga mengurangi pengeluaran devisa Sri Lanka untuk impor minyak nabati.
Kelapa sawit berkelanjutan juga menjadi topik utama diskusi, khususnya program Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). Sri Lanka terlalu tertarik untuk mengembangkan industri kelapa sawitnya secara berkelanjutan dan kemajuan signifikan telah dicapai di bidang ini dan implementasinya berhasil berlangsung.
Industri minyak sawit Sri Lanka telah mencapai 11 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB. Selain itu, minyak sawit berkelanjutan telah terbukti terkait dengan banyak indikator yang berkaitan dengan pembangunan sosial-ekonomi yang positif.
Dengan demikian, Indonesia sangat cocok untuk menjadi panduan bagi Sri Lanka karena ekonomi Indonesia telah menerima peningkatan yang signifikan sebagai hasil dari keterlibatan petani kecil, terutama di daerah pedesaan. POIASL juga ingin menciptakan peluang ekonomi seperti itu di Sri Lanka, dengan memanfaatkan keahlian Indonesia di bidang tersebut.
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”