JAKARTA (Antara) – Duta Besar Republik Korea untuk Indonesia, Gandhi Sulistianto, Rabu memberikan penghormatan kepada para korban penyerbuan Halloween di Itaewon, Korea Selatan.
Dia mengunjungi Altar Berkabung/Meja Doa yang didirikan di Seoul Plaza untuk memberikan penghormatan kepada para korban, kata KBRI Seoul dalam sebuah pernyataan.
Duta Besar Sulistyanto bergabung dengan ratusan pelayat yang dengan sabar menunggu dalam antrean untuk memberikan penghormatan terakhir kepada mereka yang kehilangan nyawa dalam tragedi itu, tambah kedutaan.
Pemerintah kota Seoul mendirikan alas berkabung di Seoul Plaza di pusat kota Seoul pada Senin (31 Oktober 2022).
Berita Terkait: Pengusaha Indonesia berbagi wawasan bisnis di universitas AS
Altar Berkabung lainnya ditempatkan di Itaewon Plaza, yang terletak di dekat titik kumpul.
Pemerintah Republik Korea mengumumkan keadaan berkabung nasional dari 30 Oktober hingga 5 November sehubungan dengan insiden tersebut.
Menurut laporan media Korea Selatan, ribuan pelayat Korea dan asing telah mengunjungi tugu peringatan di kedua lokasi untuk memberikan penghormatan.
Presiden Indonesia Joko Widodo dan Menteri Luar Negeri Redno Marsudi juga menyampaikan belasungkawa kepada korban meninggal dan berharap yang terluka cepat pulih melalui akun media sosial mereka.
Berita Terkait: Dubes tegaskan dukungan berkelanjutan Indonesia untuk Palestina
Menteri Luar Negeri Korea Selatan Park Jin telah menyatakan terima kasih atas pesan belasungkawa dari seluruh dunia, mengatakan bahwa mereka telah membawa kenyamanan besar bagi rakyat Korea pada saat kesedihan yang memilukan.
Menurut pejabat Korea Selatan, pada 11:00 (waktu setempat) pada 1 November, total 156 kematian telah dicatat dari penyerbuan Itaewon. Sementara itu, dilaporkan 22 orang mengalami luka berat dan 14 orang mengalami luka ringan.
121 orang kembali ke rumah dengan luka ringan.
Pada hari Rabu, Perdana Menteri Korea Selatan Han Tak-soo mengadakan pertemuan untuk membahas akibat dari penyerbuan tersebut.
Kedutaan Besar Indonesia di Seoul mengatakan tidak ada warga negara Indonesia yang tewas dalam insiden tersebut. Namun, dua warga negara Indonesia mengalami luka ringan dalam insiden tersebut. Keduanya telah menerima perawatan medis dan sekarang dalam pemulihan.
Pada pukul 11:00 (waktu setempat) pada 2 November, pejabat Korea Selatan mengatakan 156 orang telah meninggal. Mereka termasuk 26 orang asing dari 14 negara—Iran (5), China (4), Rusia (4), AS (2), Jepang (2), dan masing-masing 1 orang dari Prancis, Australia, Vietnam, Uzbekistan, Norwegia, Kazakhstan, Thailand. , Sri Lanka dan Austria.
Berita Terkait: Indonesia jalin kerjasama dengan Namibia di bidang peternakan
Berita Terkait: Indonesia siap tingkatkan kerja sama regional: Dubes
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”