KabarTotabuan.com

Memperbarui berita utama dari sumber Indonesia dan global

Dukung sinema seni kami!  – redaksi
entertainment

Dukung sinema seni kami! – redaksi

Redaksi (The Jakarta Post)

Jakarta ●
Sabtu, 3 Desember 2022

03-12-2022
02:46
0
5101134116d2a28e548a85b153c7ddf2
1
tajuk rencana
Hollywood, Film, Festival, FFI, Penghargaan, Netflix, Oscar
Gratis

Festival Film Indonesia (FFI) tahun ini kembali menandai kemenangan besar bagi sinema seni tanah air. Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas (Revenge is mine, all others pay cash), disutradarai oleh Edwin, membawa pulang Best Director beserta penghargaan di empat kategori lainnya. Camila Andini Nana (Dulu, sekarang dan nanti) menang dalam lima kategori, termasuk Film Terbaik.

Film-film ini menjadi poin kebanggaan yang sah bagi penggemar film lokal dan pemerintah. Tetapi untuk memastikan lebih banyak dari mereka dibuat, inilah saatnya untuk menunjukkan bentuk dukungan yang lebih nyata. Ini bisa dalam bentuk lebih banyak orang yang membayar untuk melihatnya atau, dari pemerintah dan sponsor, bantuan keuangan untuk memproduksinya.

Sinema seni biasanya diproduksi oleh pembuat film independen dengan penekanan pada orisinalitas dan kompleksitas teknis. Pendekatan eksperimental dari film-film semacam itu sering kali berarti film tersebut memiliki anggaran yang lebih rendah. Tidak seperti produksi studio besar, pembuat film rumah seni seperti pencipta Cyberdyne Dundam Dan Nana Jangan secara aktif menargetkan pasar massal.

Kedua film tersebut mendapat pujian kritikus di festival film internasional jelang FFI pekan lalu. Cyberdyne Dundam Ini ditayangkan perdana di Festival Film Locarno di Swiss dan mewakili Indonesia di Festival Film Internasional Toronto tahun lalu. Nana bersinar di Berlin dan

Festival Film Internasional Brussel, memberikan penghargaan masing-masing dalam kategori Penampilan Pendukung Terbaik dan Persaingan Internasional.

Kesuksesan Edwin dan Camilla di FFI tahun ini adalah bukti dari kelanjutan perkembangan bakat seni sinema kami.

READ  Para pria Indonesia luluh hatinya saat mengikuti tarian Terminator.

Lembaga keuangan asing biasanya hanya memiliki tujuh hingga sembilan anggota juri. Pada tahun 2014, FFI merestrukturisasi sistem jurinya, mengadopsi sistem pemungutan suara yang mirip dengan Academy Awards di mana 100 orang mengikuti seleksi dalam dua putaran.

FFI kemudian mulai mengungkap berbagai macam film yang dibuat oleh rumah produksi yang kurang terkenal, mengeksplorasi berbagai subjek. Film-film rumah seni yang diakui secara internasional mulai mencetak kemenangan festival besar, seperti film Joko Anwar versi pikiranku dan Eddie Kahyuno Kota pada tahun 2015.

Bakat perfilman teknis kelas dunia Indonesia – mulai dari sutradara dan aktor hingga penulis – telah menempatkan film-film Indonesia di peta global, terbukti dengan penerimaan kritis yang positif dan minat dunia.

Dengan kreativitas dan idealismenya, talenta sinema artistik kita telah mengubah arah industri film dalam negeri. Namun sayangnya, pada malam penghargaan di luar negeri, film-film mereka belum banyak mendapat perhatian di dalam negeri.

Meski memiliki jutaan penonton potensial di Indonesia, film seni jarang mendapatkan lebih dari 100.000 penonton di bioskop. Sebaliknya, film-film dalam genre arus utama seperti horor dan komedi romantis dapat terjual jutaan tiket dalam hitungan hari.

Sinema seni, tentu saja, tidak dirancang untuk box office, tetapi tetap layak untuk menjangkau khalayak yang lebih besar. Untungnya, beberapa dari film ini berkembang pesat di platform streaming. Penyalin Cahaya (Camera), yang mendapatkan pengakuan internasional sebelum memenangkan 12 Penghargaan Citra pada tahun 2021, menjadi sensasi Netflix, dengan lebih dari 6 juta penayangan di seluruh dunia dalam waktu dua minggu setelah dirilis pada Januari 2022.

Inilah salah satu alasan mengapa bakat sinema artistik kami menjadi bintang di tingkat global. Biasanya, film mereka harus memenangkan festival internasional dan menarik penonton di seluruh dunia sebelum mereka mendapat pengakuan lokal.

READ  Lionsgate Play memasuki pasar Indonesia

Indonesia terbukti memiliki semangat, bakat, dan kreativitas untuk menghasilkan film-film kelas dunia. Sudah waktunya bagi kita untuk mendukung film-film seni kita dengan memberi mereka lebih banyak eksposur dan lebih banyak waktu untuk diputar di bioskop kita.

Saatnya untuk memberi tahu pembuat film Indonesia masa depan bahwa ide orisinal mereka akan mendapat dukungan dari penonton yang bersemangat dan bersedia.


LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

"Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert."