EdTech Cakap Indonesia membantu ratusan pekerja perhotelan lokal meningkatkan keterampilan selama pandemi
Di antara banyak pekerja pariwisata yang harus menghadapi tantangan, Kontra (31 tahun) Beruntung. Seorang pria asal Pematang Siantar, 2 jam berkendara dari hotel tempatnya bekerja, bekerja sebagai petugas resepsionis di sebuah hotel di Pulau Samosir. Ia bersyukur tidak mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) di awal pandemi hingga saat ini, saat era new normal telah diberlakukan. Ketika kunjungan wisatawan berkurang dan hotel tempat dia bekerja sepi, dia memanfaatkan waktu ini untuk meningkatkan keterampilannya, terutama dalam bahasa Inggris, yang sangat mendukung pekerjaannya di industri perhotelan.
“Sebelumnya saya merasa (kemampuan bahasa Inggris saya) masih rendah dan saya membutuhkannya (untuk mengambil pelajaran). Kemudian saya belajar bahasa Inggris khusus untuk staf hotel, misalnya bagaimana menghadapi tamu yang mengeluh,” katanya. Selama ini wisatawan asing ke kawasan Danau Toba didominasi oleh wisatawan Asia Tenggara seperti Malaysia dan Singapura, jelas Contra yang berlatar belakang akademik akuntansi. Namun ia berharap wisatawan mancanegara segera mengunjungi danau kaldera tersebut. “Dengan kasus COVID-19 yang menurun dan Samosir menjadi salah satu destinasi unggulan, saya yakin akan menjadi destinasi populer seperti tahun 90-an. Wisatawan Eropa akan berkunjung lagi,” pungkas Contra.
Kandra menghadiri kelas pengembangan yang ditawarkan oleh EdTech Cakap bekerja sama dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatera Utara. Materi ajar yang diberikan khusus untuk pekerja pariwisata, kosakata dasar dalam housekeeping, percakapan untuk pekerja front office yang paling relevan dengan pekerjaan sehari-hari mereka dengan tamu hotel. Sejak dimulai pada April 2022, setidaknya 100 siswa telah merasakan manfaat dan terus bertambah. Para siswa ini sebagian besar bekerja di industri pariwisata.
Seiring meredanya epidemi, jumlah wisatawan meningkat hingga 30% dalam tiga bulan pertama tahun 2022 dibandingkan periode yang sama tahun 2021 (YoY) (data Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir). “Kami yakin setelah era pascapandemi, kunjungan wisatawan, termasuk Danau Toba, akan meningkat. Hal ini tentunya harus dibarengi dengan peningkatan kemampuan bahasa asing para pelaku industri tersebut,” ujarnya. Tomi Yunus, CEO & Co-Founder Cakap. Situs yang menawarkan kursus bahasa asing online ini melihat pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia di Sumut, apalagi pemerintah telah mencanangkan Danau Toba sebagai salah satu lokasi super prioritas.
Selain program peningkatan diri atau pengembangan keterampilan, EdTech Kakap Sumut bekerjasama dengan institusi pendidikan salah satunya Institut Teknologi Telp yang berada di Kabupaten Toba. Kerjasama meliputi seminar, kuliah umum, workshop atau pelatihan, program magang untuk rekrutmen kampus. Salah satu provinsi di Sumatera Utara datang dengan platform untuk proyek tanggung jawab sosial di bawah proyek “Kakab Unduk Bangsa”. “Pada masa epidemi, jumlah mahasiswa asal Sumut yang belajar di platform ini meningkat. Dengan tren positif ini, Kakab ingin memberikan peluang besar untuk mengangkat potensi nyata SDM Indonesia di seluruh tanah air,” pungkas Tomi.
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”