JAKARTA (Reuters) – Ekspor minyak sawit Indonesia 2022 diperkirakan mencapai 34,67 juta ton, turun dari 37,78 juta ton tahun lalu, kepala eksekutif Dana Minyak Sawit Indonesia mengatakan pada hari Kamis, sebagian karena penghentian sementara ekspor pada bulan April.
Eddy Abdurrahman mengatakan dalam pengarahan bahwa konsumsi biodiesel di Indonesia pada 2022 diperkirakan 10,6 juta kiloliter, dibandingkan tahun lalu 9,29 juta kiloliter.
Dia mengatakan pelonggaran pembatasan ekspor Indonesia secara bertahap, termasuk apa yang disebut komitmen pasar domestik, akan membuat pengiriman kembali normal sekitar 36 juta ton hingga 38 juta ton pada tahun 2023.
Produsen minyak sawit terbesar di dunia pada akhir April memberlakukan larangan ekspor minyak sawit mentah dan produk olahan untuk mencoba menjinakkan harga minyak goreng dalam negeri yang tidak terkendali, menekan pemerintah untuk bertindak.
Minyak kelapa sawit naik ke penutupan tertinggi 12 hari
Larangan tersebut, yang mengikuti beberapa langkah pra-intervensi, telah mengguncang pasar pada saat meningkatnya kekhawatiran tentang pengetatan pasokan minyak nabati global dan dampak perang terhadap pengiriman minyak bunga matahari dari wilayah pengekspor utama Laut Hitam.
Indonesia mencabut larangan tersebut tiga minggu kemudian menggantikan kebijakan di mana produsen diberi kuota ekspor berdasarkan volume penjualan domestik mereka, untuk memastikan pasokan domestik.
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”