Jakarta (Antara) – Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi mengatakan Festival Film Indonesia berperan penting dalam perkembangan film Indonesia dan menampilkan potensi sineas.
Hjalmar Fried memuji 69 film panjang yang diserahkan ke FFI, dengan mengatakan bahwa itu adalah bukti bahwa pembuat film Indonesia terus berproduksi meskipun ada pandemi COVID-19.
“Jumlah itu bahkan belum termasuk film non-fiksi dengan jumlah yang sama yang sudah diserahkan ke panitia. Ini membuktikan sineas Indonesia tangguh karena produksinya tidak berhenti di tengah pandemi dan tetap percaya diri dalam berkarya,” ujarnya. dalam jumpa pers, Rabu.
General Manager merasa bahwa pentingnya FFI diakui oleh para sineas Indonesia setelah upaya tak kenal lelah dari Panitia FFI untuk meningkatkan prestise acara dan brand.
“Pengakuan FFI oleh para pembuat film tidak akan mungkin terjadi tanpa upaya tak kenal lelah dari FFI untuk mempromosikan prestise acara, hubungan masyarakat dan komunikasi mereka juga sangat efektif,” katanya.
Farid menegaskan komitmen kementerian untuk merevitalisasi industri perfilman Indonesia yang terdampak pandemi COVID-19.
“Kita akan terus bekerja sama karena saya yakin meskipun dalam masa sulit ini, kita akan bangkit kembali untuk kejayaan industri perfilman Indonesia di masa depan,” ujarnya.
Penghargaan Film Citra Indonesia dijadwalkan 10 November 2021. Acara ini bertepatan dengan Hari Pahlawan, karena panitia berusaha menggalang dukungan publik untuk memberikan gelar Juara Nasional Indonesia kepada pelopor perfilman Indonesia Osmar Ismail, katanya.
Berita terkait: Pembuat film Indonesia menyoroti pentingnya festival film
Berita terkait: Pemerintah fokus kembangkan musik tradisional: resmi
Berita terkait: Bioskop dibuka kembali sesuai dengan empat persyaratan pemerintah
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”