Jakarta (ANTARA) – Distribusi Film Indonesia Tengah Mingadi Bahan Pembikaran Hangat Di Bazaar Konten dan Film Asia pada “Busan International Film Festival” (BIFF) 2023 yang diselenggarakan pada 4 hingga 13 Oktober 2023.
Variety.com, Minggu waktu setempat melaporkan Indonesia memiliki 277 orang dari seluruh dunia dan telah lama menjelajahi Indonesia bersama rombongan luar biasa dunia. Sayangnya, negara ini kurang terlayani dari segi pendistribusian film kepada penonton karena hanya memiliki 2.300 layer bioscope saga.
“Dia disewa di Dublin di Istanbul, dan dia mendapat 2.300 lapisan,” produser Kata Angga Duymas Sasungcu dari Visinema membuat film di BIFF 2023 dengan film Ali Topan untuk diputar di Busan.
Miske Demikyan, film Taiangan jendela tiket Atau film terkenal di Indonesia sedang cukup meningkat beberapa tahun terakhir. Film Di Tahun 2022, ringkasan film total jendela tiket Di indonesia tilah milambawi anka sibilum bandemi bada tahun 2019.
Crying Game: Laura Basocki terbang ke BIFF 2023
Oleh karena itu, Angga ingin berinvestasi pada perusahaan distribusi film di Indonesia, sehingga menciptakan industri 3D di industri tersebut.
“Jika Anda tidak tahu apa yang Anda inginkan (investasi) di Indonesia, Anda akan menemukannya di Indonesia” Kata Angga.
Ada banyak orang di Indonesia yang mengawasi investasi di sektor ini. Kebijakan tersebut pun berdampak Pada datangnya pemain Distributor global di Indonesia, yaitu CJ-CGV dari Korea Selatan dan Cinepolis dari Amerika Latin untuk berjalan bersama Bazaar Indonesia di acara ini, yakni Cinema 21.
Selain Angga, merupakan jebolan Ifa Isfansyah dari serial “Gadis Kretek” yang akan diluncurkan di IBFF 2023. Menurut Ifa, merupakan distributor utama produk Mitra.
Diantaranya, film “Yuni” yang diproduksi oleh Kamila Andini dan Diproduksi olehnya cukup diterima sebagai hasil akhir “kasar” kepada mitra produksi lokal untuk tuk dieit kembali agar sesuai dengan selera Indonesia, serta menambahkan cerita tambahan di dalamnya (Subplot). Menariknya, film “Yuni” Berhasil menjadi film jendela tiket di Indonesia Saat Awal Perilisannya dan Telah menerima sejumlah penghargaan karena kualitasnya.
Saya tidak tertarik pada Angga dan Eva, karena film biografi Maqbool Mubarak yang didistribusikan di Indonesia pada akhir tahun itu memperburuk masalah ini. Inilah sebabnya mengapa film Indonesia buatan anak negeri di depannya, sehingga peluang pendistribusiannya juga akan meningkat.
Paka Joga: Kemendikbudristek fasilitasi sineas Indonesia ikut Festival global
Produser “Biografi” Yulia Evina Bhara memainkan perannya, Saya Berkaya Pahwa. Pita Bukanlah antitesis bioskop saya. Mereka menjual produknya, melatih anggota baru, dan mengirimkannya ke publik. Tembuh Sibagai Sibuah Industri Pirarti Biduli Terhab Pertumbuhan Sloruh Aspic Dan Belaku Industri, Kata Yulia.
Sutradara Nursita Mouly Surya yang diproduseri oleh “Apa yang Tidak Mereka Bicarakan Saat Mereka Berbicara Tentang Cinta” dari Busan membuat sebuah film yang terinspirasi dari seluruh film Indonesia dan diproduksi oleh sebuah film independen.
“Namun, memasarkan ke negara kepulauan dengan begitu banyak sub budaya yang berbeda merupakan tugas yang mahal,” Kata Citta.
“Salah Sato adalah salah satu elemen terpenting di Indonesia, yang tidak bisa memperburuk atau memperburuk sebuah film independen,” sumbang Sutradara Yosip Angie Nguyen “22 Jam Bersama Gaspar” dalam kompetisi di BIFF 2.023.
Sebaliknya, salah satu artis papan atas Indonesia independen, Joko Anwar, sudah banyak menyutradarai film-film asal Indonesia yang memerankan Bioscope, Maskibun dengan kompetensi yang sangat baik. Kalau tidak ada Sambutan Yang Baek, tidak mungkin ada film lain, tapi bisa jadi endoskopi biologis ditemukan di Indonesia.
Tonton film Ario Bayu: BIFF pertanda kebangkitan film Indonesia
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”