Truk-truk besar terlihat bekerja di area pertambangan nikel di Surwaku, Sulawesi Selatan, Indonesia.
Foto SOPA | Roket Ringan | Gambar Getty
Zhejiang Huayou Cobalt dari China mengatakan pada hari Senin bahwa pihaknya akan bermitra dengan pembuat baterai mobil listrik EVE Energy dan lainnya dalam proyek nikel-kobalt senilai $2,08 miliar di Indonesia.
Perusahaan juga menghabiskan $ 210 juta untuk saham di produsen bahan baterai China Tianjin B&M Science and Technology (B&M), yang melakukan investasi di seluruh rantai pasokan baterai isi ulang.
Huayou akan memiliki 20% dari usaha Indonesia, sementara disebut PT Huayu Nickel Cobalt. Ini merupakan proyek peleburan baterai nikel ketiga yang diproduksi oleh produsen kobalt di Indonesia yang selama ini menjadi pusat penting bahan kimia baterai.
Situs terbaru akan berada di Teluk Weda di Pulau Halmahera di mana Huayou Tsingshan Holding Group sudah terlibat dalam proyek nikel sulfat. Huayou mengatakan dalam pengajuan di Bursa Efek Shanghai bahwa pihaknya bertujuan untuk memproduksi 120.000 ton nikel dan 15.000 ton kobalt per tahun berdasarkan kandungan logam.
EVE akan memiliki 17%, sedangkan mitra lainnya adalah Yongrui Holdings dengan 31%, Glaucous International dengan 30% dan Lindo Investments dengan 2%.
Yongrui dimiliki sepenuhnya oleh Yongqing Technology, anak perusahaan Tsinghan Corporation, produsen nikel terbesar di Indonesia dan pembuat baja nirkarat terbesar di dunia.
“Meskipun Huayou hanya memiliki 20% saham dalam proyek tersebut, kami ingin menyoroti bahwa proyek ini berskala besar,” kata Daiwa Capital Markets dalam sebuah catatan.
File Huayou tidak mengatakan kapan proyek akan mulai bekerja.
Menteri Investasi Indonesia mengatakan pada hari Senin bahwa perusahaan juga akan menjadi bagian dari konsorsium yang dipimpin oleh LG Korea Selatan untuk membangun pabrik baterai senilai $ 1,2 miliar di dekat Jakarta.
Dalam pernyataan terpisah pada hari Minggu, Huayou mengatakan akan membayar Investasi Ekuitas Hongyuan Hangzhou 1,35 miliar yuan ($ 210 juta) untuk 38,62% saham di B&M.
Perusahaan induk Huayou juga akan mengalihkan hak suara 26,4% sahamnya di B&M ke Huayou, yang secara efektif memberinya kendali atas perusahaan yang ingin diakuisisi pada 2019 sebelum membatalkan rencana tersebut.
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”