Indonesia Akhirnya Raih Dua Medali Emas di Olimpiade Paris 2024, dan Republik Demokratik Kongo: Prestasi Luar Biasa
JAKARTA – Panitia DPR ke-10 memuji prestasi luar biasa yang diraih Fedrick Leonardo di bidang panjat tebing (cabor) dan Rizki Junyansyah, atlet angkat besi kelas 73 kg peraih medali emas Olimpiade Paris 2024. Prestasi luar biasa itu menorehkan prestasi atlet Indonesia di penghujung Olimpiade Olimpiade Paris Bangganya bangsa.
Selamat dan salut kepada Indonesia yang berhasil meraih dua medali emas di Olimpiade Paris dalam waktu dekat, yaitu cabang panjat tebing dan angkat besi 73kg. Prestasi ini membanggakan Indonesia, kata Anggota Komite 10 DPRK Andreas Hugo Parreira, Jumat, 9 Agustus.
Ditambahkannya, “Kami kembali mendengarkan lagu Indonesia Raya yang bergema di kompetisi global, dan mengibarkan bendera Merah Putih, dan kami sangat bangga.”
Menurut Andreas, penampilan Federic Wrzycki di Olimpiade Paris sangat mengagumkan. Dalam detik-detik menegangkan, di babak final, Federic mampu mengalahkan atlet Tiongkok Wu Ping hanya dengan selisih 0,02 detik. Federic mampu meraih kemenangan dengan catatan waktu 4,75 detik.
Tak kalah mengesankan, Rizke Gunyansiah juga tampil menggairahkan. Apalagi Rizki berhasil mencatatkan total angkatan 354 kg dengan rincian angkatan 155 kg dan clean and jerk 199 kg.
“Prestasi Fedrick dan Rezki di Olimpiade Paris luar biasa. Keduanya mencetak rekor dunia baru, dan performa mereka di angkat besi dan olahraga rock sangat stabil,” jelas Andreas.
Rizqi mencetak rekor baru di gaya bebas dengan mengangkat beban 199 kg di Olimpiade. Ia memecahkan rekor angkat besi yang dipegang atlet angkat besi Tiongkok Shi Zhiyong dengan mengangkat beban 198 kg di Olimpiade Tokyo 2020.
Sementara itu, Fedrick berjuang keras di babak perempat final dan berhasil menyingkirkan pemain Prancis Bassa Mauime, mantan pemegang rekor Olimpiade di Tokyo, dengan selisih 5,45 detik. Federic mampu mengalahkan Mauim dengan catatan waktu 4,88 detik.
Menurut Andreas, prestasi yang diraih Frederic dan Rezki membuktikan Indonesia memiliki banyak atlet unggulan dunia.
“Dengan dipecahkannya rekor-rekor baru yang dipecahkan oleh para atlet kita, menjadikan Indonesia semakin menonjol di kancah olahraga internasional,” ujarnya.
Andreas juga menyoroti dukungan yang diberikan masyarakat Indonesia. Tak hanya masyarakat dalam negeri, masyarakat Indonesia pun turut datang ke lokasi untuk memberikan dukungan langsung kepada tim Garuda.
“Fans Indonesia juga luar biasa dalam mendukung atlet kita. Bahkan energinya seakan sampai ke Indonesia. Saya merinding mendengar teriakan suporter Indonesia di lokasi acara sambil mendukung Fedrick dan Rezki,” kata Andreas.
Anggota DPRD Kabupaten I Nusa Tenggara Timur ini juga menilai, kemenangan Fedrick Warzki bukan hanya kemenangan pribadi, namun juga kemenangan seluruh rakyat Indonesia. Ia berharap di sisa pertandingan Indonesia bisa kembali meraih medali.
“Kami berharap di sisa pertandingan, Indonesia bisa kembali meraih medali, jika bisa meraih medali emas. Namun pada akhirnya kami memberikan apresiasi atas perjuangan seluruh atlet Indonesia yang berlaga,” ujarnya.
Meski bulu tangkis yang menjadi harapan Indonesia gagal meraih medali emas, Andreas menilai performa para atletnya sangat impresif, terutama Gregoria Mareska atau Georgie yang mampu meraih medali perunggu di nomor tunggal putri.
“Saya melihat Georgi juga bukan pesaing yang mudah. Sejak babak penyisihan penampilannya luar biasa, berjuang keras. Jadi kami juga mengapresiasi prestasi Georgi yang menjadi medali pertama bagi Indonesia di Olimpiade Paris,” jelas Andreas.
Komite Kesepuluh DPR RI yang membidangi olahraga juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim pendukung delegasi Indonesia di Olimpiade Paris 2024, termasuk para pelatih. Andreas berpesan agar semua tetap semangat dan berjuang meraih prestasi terbaik bagi Indonesia di kancah internasional.
Selamat dan terima kasih kepada tim resmi seluruh cabang olahraga yang berjuang demi nama baik Indonesia. Dan bagi yang belum menang atau belum juara, tetap semangat dan berjuang. Raih prestasi sebaik-baiknya agar bendera Indonesia bergaung dan Bendera Merah Putih kembali dikibarkan di podium juara,” jelasnya.
Lebih lanjut, Andreas meminta pemerintah terus mendukung kemajuan olahraga Indonesia. Solusi tersebut antara lain dengan menerbitkan aturan turunan atau segera melaksanakan teknis Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 tentang Olahraga untuk pembinaan atlet secara optimal, khususnya dari cabang olahraga prioritas.
Sebab, UU Keolahragaan telah mengamanatkan “Desain Besar Olahraga Nasional” (DBON) untuk mengembangkan dunia olahraga Indonesia. Dalam penyelenggaraannya DBON menjadi rujukan dalam pengembangan olahraga nasional.
Meski pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2021 tentang DBON, namun dunia olahraga Indonesia masih memerlukan fasilitas penunjang atlet yang berbeda-beda sehingga memerlukan regulasi teknis dari pemerintah. Terutama yang berkaitan dengan sponsorship atlet di tingkat daerah.
“Harus ada aturan pendukung untuk mendukung hal tersebut, termasuk penyiapan fasilitas pendukung. Kami mendorong pemerintah untuk menetapkan aturan yang berasal dari undang-undang olahraga terkait tentang pembinaan atlet,” kata Andreas.
Dengan tambahan dua medali emas, posisi peringkat Indonesia saat ini naik ke peringkat 28 dari sebelumnya 42. Tim Garuda meraih dua medali emas di Olimpiade 32 tahun kemudian, meski tak satu pun dari bulu tangkis.
Selama keikutsertaannya di Olimpiade, Indonesia meraih 10 medali emas, delapan di antaranya di cabang bulu tangkis, dimana Indonesia meraih dua medali emas di Olimpiade 1992, serta prestasi Alan Pudikosuma di tunggal putra dan Suzy Susanti di tunggal putri. .
Versi bahasa Inggris, Cina, Jepang, Arab, dan Prancis dihasilkan secara otomatis oleh kecerdasan buatan. Jadi mungkin masih ada kesalahan terjemahan, jadi harap selalu menganggap bahasa Indonesia sebagai bahasa utama kami. (Sistem didukung oleh DigitalSiber.id)
“Ninja budaya pop. Penggemar media sosial. Tipikal pemecah masalah. Praktisi kopi. Banyak yang jatuh hati. Penggemar perjalanan.”