Indonesia Dan AS memulai latihan militer tahunannya pada hari Senin yang melibatkan lebih dari 4.500 personel. Latihan dua minggu tersebut, yang diberi nama Super Garuda Shield, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan operasional dan memperkuat hubungan militer seiring upaya AS untuk memperkuat kehadirannya di wilayah di mana pengaruh Tiongkok sedang berkembang.
Tujuan dari Perisai Super Garuda
Sejak diluncurkan pada tahun 2006, Super Garuda Shield telah menjadi komponen kunci kerja sama militer AS-Indonesia. Tahun ini, latihan tersebut mencakup beberapa simulasi operasi darat dan udara, misi pencarian dan penyelamatan tempur, serta pengiriman teknik dan kargo. Latihan tersebut berlangsung di Chitorjo, Provinsi Jawa Timur, dan melibatkan partisipasi pasukan dari beberapa negara, antara lain Australia, Jepang, Inggris, Prancis, dan Selandia Baru. Selain itu, Malaysia, Filipina, dan Timor Timur juga sedang memantau latihan.
Komponen penting dari program tahun ini adalah latihan bersama yang berfokus pada melawan ancaman dunia maya, yang merupakan bidang yang semakin menjadi perhatian di Indonesia. Negara ini telah menghadapi beberapa serangan siber dalam beberapa tahun terakhir, termasuk serangan penting pada bulan Juni yang mengganggu layanan pemerintah, termasuk imigrasi dan operasional bandara.
Memperkuat hubungan regional
Perwira militer Indonesia Vidyarko Igoputra menekankan bahwa latihan bersama ini dirancang untuk membangun kepercayaan dan memperkuat hubungan bilateral dan multilateral di antara para peserta. Latihan tersebut, meskipun tidak terkait langsung dengan ketegangan di Laut Cina Selatan, namun dipandang sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk meningkatkan kerja sama militer dan interoperabilitas di antara negara-negara peserta.
Lingkungan geopolitik
Latihan tersebut dilakukan di saat meningkatnya persaingan geopolitik antara Tiongkok dan Amerika Serikat, yang ditandai dengan perselisihan mengenai perdagangan, Taiwan, dan perilaku kapal Tiongkok di Laut Cina Selatan. Meskipun Indonesia adalah negara pantai di Laut Cina Selatan, namun latihan tersebut tidak terkait dengan konflik maritim namun dimaksudkan untuk meningkatkan kerja sama dan kesiapan militer di antara negara-negara sekutu.
Negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, telah menyatakan keprihatinannya atas potensi eskalasi berbahaya di Laut Cina Selatan menyusul serangkaian bentrokan antara kapal Tiongkok dan Filipina. Filipina, sekutu utama AS, menampung ribuan tentara AS secara bergilir, sehingga semakin menyoroti pentingnya kawasan ini secara strategis.
(Dengan masukan dari Reuters)
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”