Selain keahlian dan konsultasi rutin, kedua negara dapat bertukar pengalaman tentang reformasi kebijakan melalui program Prospera.
JAKARTA (ANTARA) – Pemerintah Indonesia dan Australia memperluas kerja sama di bidang tata kelola ekonomi dengan menandatangani surat korespondensi Kemitraan Australia-Indonesia untuk Pembangunan Ekonomi (Prospera) yang akan berlaku hingga 2026.
Pertukaran surat ditandatangani oleh Pejabat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Eddie Brio Bamboudi, dan Wakil Menteri Australia untuk Asia Tenggara dan Mitra Global, Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT), Michelle Chan.
“Selain pembekalan ahli dan konsultasi rutin, melalui program Prospera, kedua negara juga dapat bertukar pengalaman dalam mereformasi kebijakan masing-masing,” kata Bambudi dalam keterangan yang dirilis, Jumat.
Prospera merupakan proyek kerjasama antara Indonesia dan Australia yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan.
Program Manajemen Ekonomi menyatukan para ahli Indonesia dan internasional untuk mendukung prioritas kebijakan ekonomi Indonesia.
Di antaranya administrasi perpajakan, reformasi sistem kesehatan, pemulihan dampak Covid-19, akselerasi digital, kebijakan inklusif bagi penyandang disabilitas, serta iklim dan energi.
Berita Terkait: CEO Australia mendesak dukungan untuk pertumbuhan industri baterai listrik
Chan mengatakan di luar tantangan jangka pendek seperti pemulihan ekonomi pascapandemi, Indonesia memiliki peluang ekonomi yang sangat besar di masa depan, dan Prospera dapat membantu para pembuat kebijakan memanfaatkannya.
Prospera telah bermitra dengan sekitar 30 perusahaan di Indonesia.
Antara lain Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan, Badan Pusat Statistik, Badan Pemeriksa Keuangan, dan Kementerian Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams menjelaskan bahwa Prospera telah menjadi sumber yang berharga untuk membantu para pengambil keputusan di Indonesia menghadapi tantangan yang semakin kompleks.
Berita Terkait: Hartardo, duta besar Australia membahas KTT dan kerja sama G20
Ia menambahkan bahwa kemitraan antara lembaga pemerintah di Indonesia dan Australia merupakan komponen berharga dari proyek tersebut dan komitmen terbaru mencerminkan kemitraan yang kuat antara kedua negara.
Prospera memiliki sejarah panjang, dimulai dengan Proyek Manajemen Ekonomi Indonesia-Australia, yang diluncurkan setelah krisis keuangan Asia 1997-1998.
Sejak saat itu, Prospera dikembangkan untuk menjawab tantangan baru seperti krisis multidimensi global tahun ini dan munculnya pandemi Covid-19. (
Berita Terkait: Sekitar 13 warga Irak terdampar di NTT dalam perjalanan ke Australia
Berita Terkait: Indonesia-Australia bahas penguatan kerja sama tenaga kerja
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”