MELBOURNE, Australia — Indonesia telah menegaskan kembali komitmennya untuk mengembangkan jet tempur dengan Korea Selatan karena pertanyaan lama tentang pembayaran untuk peran Jakarta dalam pengembangan masih belum terjawab.
Jet tempur Korea Aerospace Industries, atau KAI, KF-21 Boramae memiliki nilai strategis bagi negara Asia Tenggara itu, kata Wakil Menteri Pertahanan Indonesia Muhammad Herindra dalam komentar yang diposting di saluran media sosial badan tersebut.
Dia berpendapat bahwa KF-21 dapat memenuhi kebutuhan jet tempur Indonesia mulai tahun 2025 dan seterusnya. Dengan kedua negara telah menandatangani perjanjian transfer teknologi, diharapkan proyek tersebut akan mendukung ambisi Jakarta untuk mengembangkan sektor keamanan dalam negerinya sendiri.
Herindra berbicara pada hari Rabu pada upacara yang menandai penerbangan pertama KF-21 di fasilitas KAI di Saechon pada bulan Juli.
Dalam kunjungannya, Wamenhan juga mengunjungi 37 personel teknik Indonesia yang ditempatkan di KAI sebagai bagian dari proyek pengembangan bersama dan berharap jumlah orang Indonesia yang terlibat dalam proyek tersebut akan meningkat menjadi 100 pada akhir tahun.
Namun, dia tidak merinci lebih lanjut tunggakan Indonesia dalam membayar bagiannya dari biaya pengembangan proyek tersebut. Indonesia setuju untuk membayar 20% dari biaya ketika bergabung dengan program ini pada tahun 2010, tetapi telah tertinggal dalam pembayaran sejak 2017.
Menurut laporan media Korea Selatan, Indonesia telah gagal untuk mematuhi jadwal pembayaran November 2021 yang disepakati oleh kedua negara, meskipun beberapa janji dari berbagai pejabat, termasuk Presiden Joko Widodo, untuk menyelesaikan masalah tersebut. Pada Juli, negara itu dikatakan menunggak $ 557 juta.
Indonesia ingin membeli hingga 50 KF-21 dan ingin berpartisipasi dalam proses produksi industri lokal. Untuk memenuhi kebutuhan pertahanan udaranya, negara ini mencari jenis pesawat tempur yang lebih canggih dan telah menandatangani kesepakatan dengan Dassault Prancis untuk membeli enam dari 42 jet tempur multiperan Rafale.
Meskipun kekurangan anggaran diperburuk oleh pandemi virus corona, Indonesia juga mempertimbangkan jet tempur multiperan Boeing F-15 Eagle sebagai bagian dari rencana ambisiusnya untuk memodernisasi angkatan bersenjatanya.
Terlepas dari masalah dengan kontribusi Indonesia, Korea Selatan terus maju dengan pengembangan KF-21, yang rencananya akan diproduksi mulai tahun 2026 untuk menggantikan pesawat tempur F-4 dan F-5 yang sudah tua.
KAI meluncurkan model versi kapal induk dari KF-21, yang sedang dipertimbangkan oleh Korea Selatan untuk membangun sebuah kapal induk.
Mike Yeo adalah koresponden Asia Defense News.