Festival Indonesia 2022 berlangsung pada hari Jumat, menampilkan koleksi eksklusif dari perancang busana Indonesia Iwan Tirta dan perancang busana Korea Kim Seo Ryong.

Festival ini diselenggarakan sebagai inisiatif untuk mempromosikan kerjasama ekonomi kreatif antara Indonesia dan Korea antara industri batik Indonesia dan industri fashion Korea Selatan.

Duta Besar Indonesia Gandhi Sulistianto memuji inisiatif tersebut, dan mencatat deklarasi Presiden Indonesia Joko Widodo bahwa abad ke-21 adalah era ekonomi kreatif sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia pada tahun 2015.

“Sejak itu, pemerintah Indonesia telah memainkan peran utama dalam mengembangkan ekosistem ekonomi kreatif,” kata Solistianto.

“Kerja sama antara Korea Selatan dan Indonesia akan menciptakan lebih banyak kesempatan kerja bagi talenta muda.”

Inisiatif ini bertujuan untuk memperkuat kemitraan strategis khusus antara Indonesia dan Korea. Sulistianto mengatakan pertemuan itu bermula dari pertemuan Jokowi dengan Presiden Korea Yoon Seok-yeol di kantor kepresidenan di Seoul dua pekan lalu.

Indonesia mempromosikan tahun 2021 sebagai Tahun Internasional Ekonomi Kreatif untuk Pembangunan Berkelanjutan ke Majelis Umum PBB, menurut Sulistianto.

Indonesia akan menjadi tuan rumah Konferensi Dunia Ekonomi Kreatif di Bali pada 5-7 Oktober 2022, sejalan dengan transformasi digital sebagai salah satu tema utama kepresidenan Indonesia di G20.

Dia menambahkan bahwa ekspor ekonomi kreatif Indonesia sebesar $20,58 miliar pada tahun 2021, dan negara telah menetapkan target $21,28 miliar untuk tahun 2022.

Solistianto membahas meningkatnya permintaan global untuk Korean wave, mengutip film pemenang Academy Award “Parasite” dan sensasi K-Pop BTS.

“Korea Selatan saat ini adalah negara adidaya global,” kata Solistianto.

Dia memuji fokus Korea pada ekonomi kreatif dan perlindungan kekayaan intelektual industri kreatifnya untuk mendapatkan akses penuh ke pasar global.

“Jika ada satu hal yang diajarkan COVID-19 kepada kita, itu adalah kreativitas tanpa akhir,” kata Solistianto. “Dunia salut dan menghargai kemampuan individu untuk tetap kreatif, membentuk ide-ide yang menggugah, dan mengubah ide-ide itu menjadi produk yang bisa dijual.”

Oleh Sanjay Kumar ([email protected])