31 Oktober 2023
Jakarta – Indonesia finis keenam secara keseluruhan pada Asian Para Games di Hangzhou, Tiongkok, dengan 26 medali emas, melebihi target awal 19 emas dan masuk 10 besar.
Kontingen Indonesia terdiri dari 134 atlet yang mempertandingkan 12 cabang olahraga pada 22-28 Oktober. Tim ini juga meraih 21 medali perak dan 32 medali perunggu, pencapaian tertinggi sejak Asian Para Games 2018 di Jakarta, ketika negara tersebut finis di urutan kelima. Totalnya meraih 37 medali emas, 47 perak, dan 51 perunggu.
Indonesia merupakan negara dengan peringkat tertinggi di Asia Tenggara dalam penghitungan akhir di Hangzhou, diikuti oleh Thailand dan Filipina yang masing-masing berada di peringkat ketujuh dan kesembilan. China menduduki peringkat pertama dengan total 521 medali.
Di Hangzhou, delapan rekor baru Paralimpiade Asia, tiga rekor Asia, dan dua rekor dunia dicetak atlet Indonesia.
Atlet paralimpiade Barten Muhlsen meraih emas di nomor 100m T42 putra dengan mencatatkan rekor Asian Paralympic Games 12,24 detik. Ia juga meraih medali perak pada lompat jauh putra T63. Kategori T42 dan T63 diperuntukkan bagi atlet penyandang disabilitas tunggal di atas lutut yang bertanding dalam lari atau lompat.
“Saya sangat senang dengan hasil yang saya peroleh, apalagi medali emas ini juga merupakan medali pertama saya berlaga di tingkat Asia,” kata Partin. Pos Jakarta Sabtu ini.
“Harapan saya kepada para penyandang disabilitas, jangan sampai keterbatasan yang kita miliki menjadi penghalang untuk kita berprestasi dalam hidup, baik dalam bidang olah raga, pendidikan, atau lainnya,” ujarnya.
Salama Widodo, pelatih atletik di Komite Paralimpiade Nasional, mengatakan para atlet “mencapai yang terbaik karena kerja keras mereka selama latihan dan upaya maksimal mereka selama kompetisi.”
“Kami sekarang akan mengevaluasi bagaimana kami bersaing [in Hangzhou] Sehingga kami bisa memperbaiki kekurangan kami dan semoga bisa tampil lebih baik lagi [in the 2024 Summer Paralympics in Paris, France]kata Salamit surat Sabtu ini.
Baca juga: Menpora mengapresiasi para atlet yang berhasil mencapai target medali emas Asian Para Games 2022
Indonesia juga meraih beberapa kemenangan mengecewakan di Hangzhou, termasuk di boccia, olahraga bola presisi yang memulai debutnya sebagai perebutan medali Paralimpiade pada tahun 1984. Felix Arhi Yuda mengalahkan Li Zhi Hong dari Malaysia 5-3 untuk mengamankan medali emas bagi Indonesia.
Pada kompetisi judo buta, Roma CSKA Tambubolon berhasil meraih medali emas pertama bagi Indonesia.
Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariutjo pada hari Jumat memuji skuad Indonesia yang berhasil melampaui perolehan medali emas di Paralimpiade Hangzhou, menyebutnya sebagai “pencapaian besar,” sementara Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengatakan para atlet “mengutamakan Indonesia.” “Kompetisi olahraga Asia tingkat tertinggi.”
Tujuan berikutnya
Menyusul kinerja kuat Indonesia di Asian Para Games di Hangzhou, Wakil Sekretaris Jenderal Kongres Rakyat Nasional Tiongkok, Rima Ferdianto, mengatakan negaranya kini menargetkan untuk finis di 40 besar di Paralimpiade Paris tahun depan, lebih baik dari peringkat ke-43.Penelitian dan Pengembangan-Mendapatkan tempat terakhir pada pertandingan terakhir di Tokyo pada tahun 2021.
“Kami berharap bisa menurunkan 30 atlet dari sembilan cabang olahraga, termasuk panahan dan boccia,” kata Rima saat jumpa pers di Hangzhou, Sabtu.
Baca juga: Indonesia memimpin penghitungan medali terakhir di Paralimpiade ASEAN
Indonesia telah mengoleksi 27 medali di Paralimpiade Musim Panas sejak debutnya pada tahun 1976 di Toronto, Kanada. Pada Paralimpiade Tokyo baru-baru ini, atlet Indonesia berhasil meraih dua medali emas, tiga perak, dan empat perunggu, menandai pencapaian terbaik mereka di Paralimpiade hingga saat ini. Negara ini belum pernah berpartisipasi dalam Paralimpiade Musim Dingin.
Paralimpiade Tokyo 2020 menampilkan Liani Ratri Oktila dan Khalimatos Sadia meraih emas di ganda bulu tangkis putri. Duo ini juga memenangkan emas untuk Indonesia di Asian Para Games pada hari Jumat.
“Ninja budaya pop. Penggemar media sosial. Tipikal pemecah masalah. Praktisi kopi. Banyak yang jatuh hati. Penggemar perjalanan.”