TEMPO.CO, Jakarta -Menko Maritim dan Investasi Luhut Binzar Pontjeiden mengatakan pemerintah secara bertahap membuka kembali sekolah-sekolah untuk melakukan investigasi langsung pembelajaran. Pembelajaran di tempat dilakukan dengan pengawasan ketat untuk meminimalisir kemungkinan penularan virus corona.
Kebijakan tersebut menimbulkan sejumlah risiko, tetapi jika sekolah tidak segera dibuka kembali, itu dapat menimbulkan risiko yang lebih besar bagi generasi mendatang, kata menteri. “Ada tantangan di sana-sini, tetapi kami sangat takut dan takut jika generasi berikutnya buta huruf,” kata Luhut dalam sebuah pernyataan, Senin, 27 September.
Dia menjelaskan, per 26 September 2021, kasus terkonfirmasi nasional Covid-19 turun 96,6 persen dari puncaknya pada 15 Juli tahun ini. Sementara itu, hingga Senin, jumlah kasus aktif lebih rendah dari pada 2 September tahun lalu, masing-masing 42.769 dan 43.059. Kasus aktif nasional juga turun 92,6 persen dari puncaknya pada 24 Juli 2021.
Menteri Kesehatan Pudi Gunadi mengatakan dengan konspirasi, Indonesia harus siap untuk pergi dari satu epidemi ke epidemi lainnya. Oleh karena itu, berbagai aktivitas dapat dilakukan secara normal dengan protokol kebersihan yang baik. Ia menjelaskan, sektor pendidikan saat ini menjadi salah satu prioritas yang perlu dibuka karena efek jangka panjangnya jika ditunda.
Menteri Pendidikan Nadim Makarim mengatakan data Bank Dunia menunjukkan bahwa berbagai lembaga penelitian menemukan kehilangan pembelajaran jika sekolah tidak segera dimulai di tingkat dasar dan anak usia dini. “Dampaknya akan permanen,” katanya.
Baca: Belajar kehilangan perhatian utama; Pemerintah mendesak sekolah dibuka kembali
Francesca Christie Rosanna | Moody K. செத்யகுசுமா
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”