Penulis: Silvia Golticasari Febrian dan Sandia Zahra *
Peran, prakarsa dan dampak positif Indonesia
Indonesia telah menjadi penggerak utama dalam kemajuan Asia Tenggara melalui prakarsa pembangunan sosial dan kesehatan. Pada Pertemuan ASEAN 2023, Indonesia memimpin inisiatif penting yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat di seluruh kawasan ASEAN. Indonesia menawarkan kerja sama untuk mengembangkan infrastruktur pendidikan dan kesehatan di daerah-daerah terpencil Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, yang seringkali sulit dijangkau oleh masyarakat setempat. Selain itu, Indonesia mengusulkan untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan dan pendidikan yang berkualitas bagi masyarakat melalui program-program seperti Kartu Indonesia Sehat dan Program Indonesia Pintar. Dengan Indonesia memimpin inisiatif pembangunan sosial dan kesehatan di ASEAN 2023, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat ASEAN dan menciptakan kawasan yang lebih stabil dan sejahtera di masa depan. Artikel ini akan membahas lebih detail inisiatif pembangunan sosial dan kesehatan Indonesia di ASEAN 2023, serta manfaat spesifiknya bagi komunitas ASEAN.
Salah satu inisiatif penting yang dipelopori Indonesia adalah pembangunan infrastruktur pendidikan dan kesehatan di daerah terpencil di ASEAN. Hal ini penting karena daerah terpencil seringkali sulit dijangkau oleh masyarakat setempat dan tidak memiliki akses yang memadai terhadap layanan kesehatan dan pendidikan yang berkualitas. Misalnya, menurut data WHO pada tahun 2020, Indonesia hanya memiliki 0,2 dokter per 1.000 penduduk di daerah terpencil, dibandingkan dengan rata-rata nasional sebesar 0,5 dokter per 1.000 penduduk.
Oleh karena itu, Indonesia mengusulkan untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan dan pendidikan yang berkualitas bagi masyarakat melalui program-program seperti Kartu Indonesia Sehat dan Program Indonesia Pintar. Kartu Indonesia Sehat merupakan program yang memberikan akses layanan kesehatan gratis kepada keluarga miskin dan rentan di Indonesia, sedangkan Program Indonesia Pintar merupakan program bantuan pendidikan bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu.
Indonesia tidak hanya memperluas kerjasamanya dalam mengembangkan infrastruktur pendidikan dan kesehatan negara-negara ASEAN lainnya, tetapi juga berkomitmen untuk membangun 100 pusat kesehatan dan 100 sekolah di negara-negara tersebut pada tahun 2025. Sebagai pelopor inisiatif pembangunan sosial dan kesehatan, diharapkan upaya Indonesia Berdampak positif pada kualitas hidup masyarakat ASEAN. Dengan meningkatkan akses terhadap layanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas, diharapkan kesenjangan sosial akan berkurang dan masyarakat akan lebih siap menghadapi tantangan masa depan seperti perubahan iklim dan krisis kesehatan global. Manfaat dari upaya ini tidak hanya terbatas di Indonesia, tetapi juga akan bergema di seluruh kawasan ASEAN.
Data menunjukkan bahwa upaya Indonesia untuk meningkatkan pembangunan sosial dan kesehatan di ASEAN membuahkan hasil yang positif. Menurut data Bank Dunia, angka kemiskinan di Indonesia menurun dari 10,9% pada tahun 2018 menjadi 9,7% pada tahun 2020. Selain itu, indeks pembangunan manusia Indonesia juga meningkat dari 0,697 pada tahun 2015 menjadi 0,718 pada tahun 2020. Kepemimpinan Indonesia dalam bidang sosial Prakarsa pembangunan ASEAN 2023 sangat penting dalam menciptakan kawasan yang lebih stabil dan sejahtera di masa depan.
Tantangan dan solusi
Indonesia, sebagai negara anggota ASEAN, berperan penting dalam memimpin prakarsa pembangunan sosial dan kesehatan di kawasan pada tahun 2023. Namun, Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang harus diatasi untuk berhasil mencapai tujuan tersebut. Beberapa tantangan yang dihadapi Indonesia dalam memimpin prakarsa pembangunan sosial dan kesehatan di ASEAN 2023 antara lain:
Pertama, perbedaan tingkat pembangunan di antara negara-negara anggota ASEAN. Negara-negara ASEAN memiliki perbedaan besar dalam hal pembangunan ekonomi, serta pembangunan sosial dan kesehatan. Hal ini dapat mempersulit upaya Indonesia dalam memimpin prakarsa pembangunan sosial dan kesehatan di ASEAN karena Indonesia harus mengakomodir kepentingan dan kebutuhan negara anggota lainnya.
Kedua, pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung. Pandemi COVID-19 telah berdampak signifikan terhadap pembangunan sosial dan kesehatan di seluruh dunia, termasuk ASEAN. Indonesia, sebagai negara dengan jumlah kasus COVID-19 yang besar, harus menangani pandemi ini dengan baik untuk melanjutkan upaya pembangunan sosial dan kesehatan ASEAN.
Ketiga: terbatasnya anggaran untuk pembangunan sosial dan kesehatan. Meski Indonesia memiliki ekonomi terbesar di ASEAN, anggaran untuk pembangunan sosial dan kesehatan masih terbatas. Hal ini dapat mempersulit upaya Indonesia dalam memimpin ASEAN Social and Health Development Initiative karena Indonesia harus mengalokasikan anggarannya yang terbatas secara efektif untuk mencapai tujuan tersebut.
Keempat: Masalah bansos pemerintah yang tidak tepat sasaran. Ini adalah masalah kompleks yang telah lama menjadi perhatian banyak pihak. Faktor yang menyebabkan bansos pemerintah tidak mencapai sasaran antara lain terbatasnya data pemerintah mengenai jumlah dan kondisi masyarakat di daerah tersebut, sulitnya mengidentifikasi penerima manfaat yang dituju, dan penyalahgunaan kewenangan yang meluas oleh penanggung jawab penyaluran bansos. Isu ini membutuhkan perhatian Indonesia untuk memimpin prakarsa pembangunan sosial dan kesehatan ASEAN 2023.
Kelima, koordinasi antar negara anggota masih perlu ditingkatkan. Koordinasi yang baik di antara negara-negara anggota sangat penting untuk mendorong prakarsa pembangunan sosial dan kesehatan di ASEAN. Namun demikian, koordinasi antar negara anggota masih perlu ditingkatkan untuk memastikan bahwa upaya pembangunan sosial dan kesehatan berjalan lancar.
Untuk mengatasi tantangan bagi Indonesia dalam memimpin prakarsa pembangunan sosial dan kesehatan di ASEAN, ada beberapa cara yang dapat dilakukan negara ini:
Pertama, Indonesia harus berusaha mengakomodasi kepentingan dan kebutuhan negara anggota lainnya dan memastikan bahwa program aksi dilaksanakan secara komprehensif dengan memperhatikan tingkat perkembangan di antara negara-negara ASEAN, termasuk negara-negara yang masih dalam tahap pembangunan. Indonesia harus memastikan bahwa program-program ini dapat diakses oleh semua negara anggota ASEAN untuk mendorong kerja sama yang positif di antara negara-negara tersebut.
Kedua, Indonesia perlu terus memperkuat upaya penanggulangan pandemi COVID-19 dengan memberikan bantuan dan dukungan kepada negara-negara anggota ASEAN dalam hal penanggulangan dampak COVID-19 dengan memberikan bantuan berupa sumber daya manusia dan berupa bahan. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan partisipasi aktif dari seluruh negara anggota ASEAN agar tujuan tersebut dapat dilaksanakan secara efisien.
Ketiga, dengan anggaran negara yang minim untuk jaminan sosial di bidang kesehatan dan pendidikan, Indonesia perlu meningkatkan penggunaan anggaran secara optimal. Indonesia harus merencanakan alokasi anggaran dengan hati-hati dan memastikan anggaran digunakan secara efektif dan efisien.
Keempat, dalam upaya menghilangkan ketidaktepatan sasaran bansos di Indonesia, pemerintah Indonesia perlu meningkatkan akurasi data sasaran masyarakat yang membutuhkan bansos dan melakukan pengawasan yang cermat dan ketat terhadap instansi yang bertanggung jawab menyalurkan bansos, sehingga agar praktik korupsi dan nepotisme tidak terjadi.
Kelima, peran Indonesia dalam upaya meningkatkan koordinasi antar negara ASEAN dapat dimulai dengan mulai berperan aktif memfasilitasi koordinasi antar negara, baik dalam hal pembangunan sosial, kesehatan, maupun pendidikan. Hal ini dapat dilakukan melalui pertemuan tingkat tinggi dan forum regional, serta pertukaran kunjungan dan pengalaman antar negara ASEAN.
Pendapat penulis
Perspektif mahasiswa hubungan internasional
Penulis yang merupakan mahasiswa Hubungan Internasional ini berpendapat bahwa Indonesia memiliki tanggung jawab yang besar untuk memimpin prakarsa pembangunan sosial dan kesehatan di ASEAN. Dari perspektif hubungan internasional, hal ini dilihat sebagai peluang bagi Indonesia untuk memperkuat perannya di ASEAN dan mempererat hubungannya dengan negara-negara anggotanya. Namun, penulis juga menyarankan agar Indonesia tidak mengejar inisiatif ini secara sepihak, melainkan bekerja secara kolaboratif dengan negara anggota ASEAN lainnya untuk mengembangkan program yang efektif dan berkelanjutan yang memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat ASEAN.
Kritik utama penulis terhadap ASEAN Social and Health Development Initiative 2023 adalah kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam alokasi anggaran. Oleh karena itu, penulis menyarankan agar Indonesia memastikan bahwa dana yang digunakan untuk program-program tersebut digunakan secara efektif dan efisien, serta diukur hasilnya secara transparan.
Rekomendasi penulis untuk Indonesia adalah meningkatkan kerjasama dengan pemangku kepentingan terkait, seperti LSM dan sektor swasta, dalam membangun program pembangunan sosial dan kesehatan di ASEAN. Selain itu, penulis menyarankan agar Indonesia lebih melibatkan masyarakat dalam pengembangan dan pelaksanaan program-program tersebut agar hasilnya lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Perspektif siswa tentang perkembangan dan kepedulian sosial
Melihat dari perspektif pembangunan sosial dan kesejahteraan, Indonesia perlu mengambil langkah-langkah untuk memimpin pembangunan sosial dan kesehatan di kawasan ASEAN. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, pengalaman praktis menunjukkan masih banyak masalah pembangunan sosial yang masih terjadi di Indonesia, antara lain ketimpangan akses terhadap kesehatan dan pendidikan masyarakat karena faktor geografis, ekonomi, sosial dan budaya, serta kurangnya data pemerintah mengenai jumlah dan status orang yang membutuhkan bantuan, serta maraknya praktik korupsi dan nepotisme oleh penanggung jawab penyaluran bantuan sosial.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan upaya terpadu dari semua pihak. Pemerintah Indonesia perlu meningkatkan investasi di bidang kesehatan dan pendidikan serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan yang berkualitas. Selain itu, diperlukan peran serta masyarakat secara aktif dan komitmen masyarakat terhadap banyaknya pelayanan bantuan sosial kesehatan dan pendidikan yang diberikan oleh pemerintah sehingga tujuan bangsa untuk mewujudkan pembangunan sosial, kesehatan, dan pendidikan yang menyeluruh bagi seluruh lapisan masyarakat dan mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. dapat dicapai.
Sandia Zahra Merupakan angkatan mahasiswa sarjana bidang Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan tahun 2022 di Universitas Jeddah Mada
“Ninja budaya pop. Penggemar media sosial. Tipikal pemecah masalah. Praktisi kopi. Banyak yang jatuh hati. Penggemar perjalanan.”