KabarTotabuan.com

Memperbarui berita utama dari sumber Indonesia dan global

Indonesia memulai program kompensasi bagi para korban masa lalunya yang berdarah
sport

Indonesia memulai program kompensasi bagi para korban masa lalunya yang berdarah

Oleh Ananda Theresia

JAKARTA (Reuters) – Presiden Indonesia Joko Widodo pada Selasa meluncurkan program yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk memberikan kompensasi kepada para korban pelanggaran HAM masa lalu oleh negara, sebuah proyek yang dikhawatirkan para kritikus hanya akan memberikan kompensasi kepada sebagian kecil dari mereka yang telah menderita.

Jokowi, begitu presiden dipanggil, pada bulan Januari menyatakan penyesalan yang mendalam atas 12 peristiwa mematikan dari tahun 1965-2003, termasuk pembersihan tentara terhadap tersangka komunis dan simpatisan, di mana setidaknya 500.000 orang tewas dan lebih dari satu juta orang dipenjara, kata para sejarawan. dan aktivis.

Ini juga termasuk pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh aparat keamanan selama konflik separatis di wilayah Aceh dan Papua, dan pembunuhan dan penculikan mahasiswa pada tahun 1998 setelah protes terhadap tiga dekade pemerintahan otoriter mantan Presiden Suharto. Aktivis mengatakan sekitar 1.200 orang tewas dalam kerusuhan berikutnya.

Pemerintah belum mengungkapkan berapa banyak orang yang berhak mendapatkan kompensasi, atau target apa pun, dan tidak jelas bagaimana korban dapat mengajukan kompensasi.

“Hari ini kita bisa mulai memulihkan hak-hak para korban,” kata Jokowi yang menjabat pada 2014 dan berjanji akan menangani kasus tersebut.

“Ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mencegah pelanggaran serupa di masa depan.”

Kompensasi akan berkisar dari insentif pendidikan dan kesehatan hingga renovasi rumah dan visa masuk bagi para korban di pengasingan.

Namun, Sri Winarso, koordinator kelompok penyintas penumpasan 1965, mengatakan, hanya korban yang dihitung instansi pemerintah yang termasuk mereka.

“Mereka harus memperluas jangkauan,” tambahnya.

Penelitian Komnas HAM Indonesia, bekerja sama dengan organisasi masyarakat sipil, memperkirakan ada antara 500.000 hingga 3 juta korban dan penyintas pertumpahan darah tahun 1965.

READ  Bulu tangkis: Penghargaan olahraga merupakan motivasi besar bagi Aaron Wuyi-yik di Korea Open

Sejauh ini, hanya 6.400 korban yang telah diverifikasi di antara 12 kecelakaan maut tersebut, kata Kompol Anis Hedayat, menambahkan bahwa sulit untuk melacak mereka yang terlibat dalam kecelakaan tersebut dalam waktu yang lama.

“Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjangkau lebih banyak korban,” kata Anis.

Maria Catarina Somarcié, ibu dari seorang siswa yang terbunuh dalam protes tahun 1998, mengatakan kompensasi tidak berarti apa-apa jika mereka yang bertanggung jawab tidak dihukum.

“Presiden mengatakan bahwa pemerintah tidak akan membatalkan keputusan hukum tersebut, tetapi tidak ada langkah konkret yang diambil,” katanya.

(Laporan Ananda Theresia; Editing Martin Beatty)

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

"Ninja budaya pop. Penggemar media sosial. Tipikal pemecah masalah. Praktisi kopi. Banyak yang jatuh hati. Penggemar perjalanan."