31 Oktober 2023
Jakarta – Pemerintah akan meluncurkan program bantuan tunai baru untuk membantu keluarga rentan mengatasi dampak peristiwa cuaca El Niño
Di bawah program bantuan langsung tunai (BLT) yang baru, setiap rumah tangga yang memenuhi syarat akan menerima Rp 200.000 (US$12,61) sebulan sekali pada bulan November dan Desember.
Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengumumkan rencana tersebut saat kunjungannya ke Sumatera Barat pekan lalu, di mana ia mengunjungi gudang Badan Urusan Logistik (Bulok) di provinsi tersebut untuk memeriksa stok beras.
“Kami tidak ingin El Niño menurunkan daya beli masyarakat. Makanya kita luncurkan program BLT El Niño,” kata Jokowi.
Selain bantuan tunai, pemerintah berencana memperpanjang skema beras gratis bagi keluarga miskin hingga Desember. Pemerintah telah menyalurkan 10 kilogram beras per bulan sejak September.
“Sampai hari ini, [some families] sudah diterima [the rice aid] Sekali, yang lain sudah memilikinya dua kali. Pada akhir November, menurut saya setiap keluarga sudah memilikinya [the package] Tiga kali,” kata Jokowi. “Kami akan menambah paket nasi bungkus lagi pada bulan Desember.”
Secara terpisah, Menteri Keuangan Shri Mulyani Indravati mengatakan pada hari Rabu bahwa kedua jenis bantuan tersebut akan diambil langsung dari anggaran negara dan diarahkan untuk memastikan bahwa rumah tangga miskin tetap mempertahankan daya beli mereka bahkan ketika harga pangan naik.
“APBN harus memberikan pengamanan dengan memperkuat bantuan sosial, khususnya bagi keluarga berpenghasilan rendah,” ujarnya dikutip dari paket berita di Kompas.com.
Program BLT, kata dia, total menelan biaya Rp 7,52 triliun dan akan disalurkan kepada 18,8 juta keluarga oleh Kementerian Sosial. Keluarga-keluarga ini disebut “keluarga penerima manfaat” dan mereka sebagian besar menerima bantuan dari pemerintah, dan nama, alamat, dan nomor rekening bank mereka sudah ada dalam daftar kementerian.
Sementara itu, tambahan satu bulan penyaluran bantuan beras pada bulan Desember akan menghabiskan dana APBN sebesar Rp 2,6 triliun dan akan disalurkan kepada 21,3 juta rumah tangga secara nasional oleh Badan Pangan Nasional.
Mengatasi kekhawatiran akan kekurangan pangan telah menjadi prioritas pemerintahan Jokowi selama beberapa bulan terakhir ketika para petani di seluruh negeri berjuang mengatasi kerugian panen akibat musim kemarau yang berkepanjangan.
Misalnya, kegagalan panen di Kabupaten Bangkok, Papua tengah, pada bulan Agustus memicu kelaparan yang menewaskan enam warga dan ribuan orang harus berjuang mencari makanan.
Untuk mencapai hal ini, awal bulan ini Jokowi mengumumkan bahwa Indonesia perlu mengimpor tambahan 1,5 juta ton beras untuk mengatasi buruknya panen yang diperkirakan akan terjadi di seluruh negeri. Lebih dari 2 juta ton beras yang dialokasikan pemerintah ke Bulog untuk pengadaan dari luar negeri pada awal tahun ini akan diimpor.
Pekan lalu, Jokowi menunjuk Amran Suleiman sebagai menteri pertanian baru, menggantikan anggota Nastem Syahrul Yassin Limpo, yang mengundurkan diri awal bulan ini di tengah penyelidikan korupsi di kementerian tersebut.
Pendidikan dan karir Amran berpusat pada bidang pertanian, kembali ke posisi yang dijabatnya pada masa jabatan pertama Jokowi pada tahun 2014 hingga 2019.
Kepada wartawan seusai pelantikannya, Amran mengaku paham betul penanganan dampak El Nino karena harus menghadapi sistem cuaca pada 2015.
“Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert.”