KabarTotabuan.com

Memperbarui berita utama dari sumber Indonesia dan global

Infeksi Utang Indonesia: Jakarta Post, East Asia News and Best Stories
Top News

Infeksi Utang Indonesia: Jakarta Post, East Asia News and Best Stories

Jakarta (The Jakarta Post / Asia News Network) – Epidemi Pemerintah-19 telah menyebabkan kesulitan utang bagi banyak pemerintah di seluruh dunia – tidak terkecuali Indonesia.

Krisis ganda kesehatan dan ekonomi hampir melumpuhkan perekonomian. Pembatasan Pergerakan Sosial yang Ketat Ekonomi menyusut hampir 2,2 persen pada tahun 2020, mengurangi pendapatan pajak karena pemerintah membutuhkan lebih banyak dana untuk memerangi epidemi dan program bantuan sosial keuangan bagi mereka yang terkena dampak.

Krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya tentu saja membutuhkan tindakan berani yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pemerintah menggandakan defisit fiskal tahun lalu menjadi 6 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Pembiayaan tambahan terbesar dapat dicapai dengan meminjam di pasar keuangan domestik dan internasional.

Akibatnya, utang pemerintah meningkat hampir 30 persen tahun lalu menjadi Rp 6,07 kuadriliun (S$561,4 miliar).

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pekan lalu memperingatkan pemerintah untuk ekstra hati-hati dalam mengajukan pinjaman baru karena diukur dengan tiga indikator kerentanan kredit yang ditentukan oleh Dana Moneter Internasional, dan jumlah utang pemerintah yang mengkhawatirkan, mendekati ambang batas. stabilitas.

Tiga kelompok indikator mengukur risiko bahwa kondisi ekonomi saat ini akan menciptakan utang publik, mengevaluasi kemampuan pemerintah untuk menahan kontinjensi yang akan datang dengan mempertimbangkan keadaan tertentu yang diharapkan, dan menunjukkan kinerja pasar kewajiban.

Namun pemerintah ingin mengutip indikator yang banyak digunakan untuk menunjukkan kinerja utangnya, rasio utang bruto terhadap PDB.

Faktanya, angka tersebut naik dari 30 persen pada 2019 menjadi 40 persen pada 2020, jauh di bawah batas maksimum yang sah sebesar 60 persen.

Angka itu sebenarnya lebih rendah dibandingkan dengan 68 persen di Malaysia, 51 persen di Thailand, 62 persen di Cina dan 90 persen di India.

READ  Swiss Terbuka: Unggulan kedua dari Indonesia Rangiretti, Aswini Stun

Namun perdebatan mengenai kinerja utang Indonesia seringkali mengabaikan dua implikasi utama.

Pengeluaran utang pemerintah, baru-baru ini diperkirakan rata-rata 6 persen per tahun (berdasarkan imbal hasil obligasi 10 tahun), sudah menjadi yang tertinggi di kawasan, dengan Filipina membayar 2,9 persen dan Malaysia 2,7 persen, Vietnam 2,4 persen. persen dan Thailand 1,2 persen.

Dampak lainnya adalah rendahnya penerimaan pajak terhadap PDB Indonesia, yaitu rata-rata 10 persen sebelum 2019, terendah di kawasan dan minimal 15 persen yang direkomendasikan Bank Dunia untuk pengelolaan keuangan yang prudent. .

Tidak mengherankan bahwa tingkat pembayaran bunga utang pemerintah terhadap pendapatan kotor telah mencapai maksimum 19 persen seperti yang ditetapkan oleh Dana Moneter Internasional, sedangkan tingkat layanan kredit terhadap pendapatan kotor (angsuran dan pembayaran bunga) saat ini diperkirakan sebesar 46 persen, jauh di atas plafon yang ditetapkan oleh Dana Moneter Internasional.

Mengingat ketidakpastian yang masih ada tentang epidemi dan dampaknya terhadap ekonomi, cara terbaik untuk mengatasi kerentanan dalam jangka pendek adalah reformasi pajak yang berani untuk meningkatkan administrasi pajak dan kebijakan pajak untuk memperluas basis pajak.

Oleh karena itu, pemerintah dan DPR harus mempercepat pembahasan RUU Omnibus Law Pajak, sehingga semua peraturan pelaksanaannya sudah berlaku penuh pada 2022.

  • The Jakarta Post adalah anggota dari Asia News Network, media partner dari The Straits Times, sebuah aliansi dari 23 organisasi media.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

"Pemikir jahat. Sarjana musik. Komunikator yang ramah hipster. Penggila bacon. Penggemar internet amatir. Introvert."