KabarTotabuan.com

Memperbarui berita utama dari sumber Indonesia dan global

Jumlah orang Indonesia yang tinggal di Jepang bisa meningkat menjadi hampir 100.000 pada akhir tahun
sport

Jumlah orang Indonesia yang tinggal di Jepang bisa meningkat menjadi hampir 100.000 pada akhir tahun

TEMPO.CODan JakartaDuta Besar Indonesia untuk Jepang dan Mikronesia Heri Ahmadi melaporkan jumlah WNI yang tinggal di Jepang bisa mencapai 100.000 pada akhir tahun 2022. “Saya yakin akhir tahun ini, [the number of] “Orang kita akan mendekati sekitar 100.000,” kata Heri di Tokyo, Rabu, 14 Desember 2022.

Sebelum COVID-19, ada 67.000 orang Indonesia yang tinggal di Jepang. Jumlahnya turun menjadi sekitar 60.000 pada awal pandemi. Imigrasi Jepang pada Juni 2022 mendokumentasikan keberadaan 83.000 WNI. Dari jumlah, jumlah peserta pelatihan atau kenshusei Naik menjadi 44.000 dari 34.000.

“Angka ini juga mencengangkan saya karena sebelumnya hanya 34.000 sampai 35.000 orang, tapi sampai Juni sudah 44.000 orang,” kata Herry.

Sementara itu, jumlah orang Indonesia yang tergolong tenaga kerja berketerampilan khusus sudah mencapai hampir 10.000 orang.

Atas dasar itu, Heri mengajak masyarakat Indonesia di Jepang untuk saling membantu menjangkau mereka yang tinggal di pedesaan. KBRI tidak bisa bekerja sendiri. KBRI harus bekerja sama dengan masyarakat kita di daerah. Sejak kedatangan saya, fokus kami untuk tahun kedua adalah memperkuat komunitas Indonesia di Jepang. Bisa berupa komunitas keagamaan atau komunitas berbasis bidang, olah raga, kesenian, dan kelompok profesi, serta wirausahawan.

Heri juga menyampaikan bahwa KBRI Tokyo memberikan layanan konsultasi pencegahan dan perlindungan kepada warga negara. “[We have established] Tutup komunikasi dengan masyarakat, dan jika terjadi sesuatu, kami sudah menyiapkan SOP (Standard Operating Procedure).”

Antara

klik disini Untuk update berita terbaru dari Tempo di Google News

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

"Ninja budaya pop. Penggemar media sosial. Tipikal pemecah masalah. Praktisi kopi. Banyak yang jatuh hati. Penggemar perjalanan."