Provinsi Papua sukses menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional ke-20 meski ada kekhawatiran masalah keamanan dan pandemi COVID-19.
Pemerintah daerah, Pengurus Pusat Pekan Olahraga Nasional XX (PB PON), aparat keamanan, atlet, atlet, ofisial, serta wisatawan mampu memastikan kelancaran event olahraga nasional multi cabang tersebut. Acara tersebut juga menghasilkan sebanyak 53 rekor baru.
Keberhasilan ini menunjukkan bahwa olahraga bukan hanya soal menang atau kalah. Pekan Olahraga Nasional Papua XX telah mencatat banyak kontribusi penting, baik bagi Papua maupun masyarakat Indonesia.
Pertama, Asian Games berjalan dengan lancar dengan mengorbankan sarana dan prasarana olahraga kelas dunia yang didukung oleh infrastruktur lain, seperti jalan, jembatan, listrik, saluran air, dan berbagai hotel pendukung. Kedepannya, masyarakat Papua dapat memanfaatkan fasilitas tersebut untuk mengembangkan bakat-bakat olahraga Papua dan provinsi tetangga, baik berupa pembinaan prestasi maupun penyelenggaraan kompetisi nasional dan internasional.
Kedua, ajang nasional ini memberikan kesempatan kepada empat lokasi pertandingan di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kota Mimika, dan Kabupaten Merawak untuk dijadikan sebagai lokasi wisata. Ini termasuk daerah sekitarnya. Situs bersejarah termasuk Mac Arthur Memorial, Skouw Cave, Gereja Asei Tua Sentani, Pepera Memorial, dan Japanese Cave History Tour. Bahkan kamp pengungsi di Boffin-Deguille menjadi sorotan karena Pekan Olahraga Nasional.
Pemandangan indah yang ditawarkan oleh Danau Sentani atau Jembatan Red Holtkamp di Jayapura, sebelum matahari terbit dan terbenam, menarik pengunjung untuk berfoto selfie. Di sisi lain, Kabupaten Mimica memiliki Taman Nasional Lorentz dan kawasan pertambangan PT Freeport dan Kuala Kankana atau Sungai Iwaka yang masih berada dalam kompleks kawasan Kuala Kankana. Semua ini merupakan destinasi wisata yang berpotensi menarik wisatawan untuk datang dan berkunjung ke Papua.
Papua harus menjadi destinasi wisata yang unik, seperti Bali, karena keunikan budaya masyarakatnya. Perpaduan keindahan alam dan budaya sangat ideal untuk menarik perhatian wisatawan.
Ketiga, ada sekitar 25.000 nokun (tas tradisional Papua) yang merupakan produk khas daerah Papua, yang diberikan sebagai cinderamata kepada seluruh atlet, ofisial dan komisi. Jumlahnya juga bertambah karena banyak penonton di sana yang membeli noken.
Produk lokal lainnya selain Nokins juga dijual. Produk dalam negeri Papua berpotensi untuk diekspor ke negara lain dalam waktu dekat, dan olahraga dapat dijadikan sebagai media atau sarana untuk memperkenalkan produk tersebut ke dunia internasional.
Keempat, meski digelar di tengah pandemi, Pekan Olahraga Nasional Papua XX tetap menjadi sumber motivasi dan energi yang besar bagi para atlet untuk menampilkan performa terbaiknya di daerahnya masing-masing. Hal ini terlihat dari 53 rekor baru secara nasional dan pada Pekan Olahraga Nasional.
Provinsi Jawa Barat menempati posisi pertama, dengan total 133 medali emas, 105 medali perak, dan 115 medali perunggu. Sementara itu, grup tuan rumah Papua berhasil merebut posisi empat besar dengan membawa pulang 93 emas, 66 perak, dan 102 perunggu. Hebatnya lagi, tim sepak bola Papua berhasil meraih medali emas. Dari awal hingga akhir pertandingan, penonton terus menyanyikan lagu-lagu tradisional Papua.
Kelima, kelancaran pelaksanaan pertandingan pada event olahraga nasional di Papua membuktikan bahwa olahraga merupakan alat yang efektif untuk mempersatukan bangsa. Atlet, ofisial, panitia, aparat keamanan dan masyarakat Papua berkolaborasi menciptakan suasana aman dan nyaman selama pertandingan di beberapa daerah. Meski sempat terjadi kerusuhan dan protes di beberapa cabang, kasus tersebut dengan cepat diselesaikan oleh komisi dan aparat keamanan.
Keenam, Pekan Olahraga Nasional ke-20 di Papua telah memberikan pesan kepada seluruh dunia bahwa Papua adalah bagian integral dari Indonesia. Keseriusan dan komitmen pemerintah terhadap pembangunan Papua, baik infrastruktur maupun sumber daya manusia, terlihat dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 10,43 triliun rupiah (sekitar US$738 juta) yang dialokasikan ke daerah selama periode 2018-2021.
Ketujuh: Meskipun tidak ada data resmi tentang dampak acara terhadap pertumbuhan ekonomi, jelas bahwa kegiatan usaha mikro, kecil dan menengah serta kunjungan wisatawan meningkat selama acara olahraga besar. Memang, peningkatan aktivitas ekonomi secara umum telah diamati di Papua, belum lagi munculnya lapangan kerja baru, baik selama proses pembangunan sarana, prasarana olahraga dan prasarana pendukung, maupun pada saat pertandingan atau setelah pekan olahraga nasional.
Pembukaan dan penutupan acara yang diisi dengan karya-karya kreatif masyarakat Papua dan daerah lainnya, mencerminkan besarnya potensi bangsa Indonesia di bidang industri kreatif. Alhasil, pembukaan dan penutupan Pekan Olahraga Nasional di Papua berhasil menarik minat dunia pada sektor industri kreatif.
Dengan keberhasilan ini, kita patut berbangga dengan Produk Olah Raga Nasional. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia mampu mengelola peristiwa besar dan menegakkan protokol kesehatan dan keamanan yang ketat yang memberikan rasa nyaman bagi semua orang yang datang ke Papua selama itu.
Namun, tantangan ke depan adalah memastikan bahwa semua pemangku kepentingan olahraga, terutama organisasi afiliasi induk dan pemerintah daerah, dapat memanfaatkan sarana dan prasarana olahraga yang diciptakan dengan menawarkan pertandingan reguler, tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga di tingkat internasional. Jangan sampai fasilitas ini menjadi puing-puing yang sepi, seperti yang terjadi di Kaltim dan Riau.
Tantangan lainnya adalah mengumpulkan data calon atlet berbakat yang akan dipersiapkan untuk SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade.
Setidaknya seribu atlet memiliki potensi untuk berkembang secara berkesinambungan. Seperti yang dikatakan Daniel Coyle dalam bukunya “The Talent Code”, dibutuhkan 10.000 jam latihan intensif dan teratur bagi seorang atlet untuk mencapai prestasi kelas dunia. Hal itu juga harus didukung dengan dukungan pelatih dan infrastruktur terbaik.
Pertanyaannya, sejauh mana The Great Dedikasi Olahraga Nasional menggunakan Pekan Olahraga Nasional Papua XX untuk membuat roadmap pelatihan bagi calon atlet untuk mencapai prestasi kelas dunia?
Untuk itu, diperlukan upaya dari semua pihak untuk membangun kapasitas dan efisiensi pengelolaan organisasi keolahragaan yang profesional dari segi sumber daya manusia, teknologi informasi dan dana. Hal ini untuk menghindari terulangnya kasus seperti yang diamati selama Piala Thomas 2020, di mana bendera merah putih dicegah untuk dikibarkan saat upacara penghargaan. Sayang sekali, mengingat acara olahraga adalah salah satu acara media di mana Indonesia bisa dengan bangga mengibarkan benderanya.
Pada 8 September 2021, Presiden Joko Widodo menandatangani Keputusan Presiden Nomor 15 tentang Tim Gerakan Patriotik Bangga Buatan Indonesia. Gerakan yang dipimpin oleh Luhut Binsar Pandjaitan ini bertujuan untuk memajukan pembangunan olahraga nasional sebagai salah satu program kerjanya baik nasional maupun internasional.
orang bisa!
(Fritz E. Simandgontak, pengamat olahraga)
Berita terkait: Papua tidak hanya kaya, tetapi juga penuh dengan talenta: VP
Berita terkait: Papua resmi serahkan tongkat PON ke Aceh, Sumatera Utara
Berita terkait: Ketua DPR Puji Jabar Juara Papua Bon
“Ninja budaya pop. Penggemar media sosial. Tipikal pemecah masalah. Praktisi kopi. Banyak yang jatuh hati. Penggemar perjalanan.”